Bangkok, Aktual.com – Percetakan di Bangkok Thailand menolak cetak New York Times edisi Asia surat kabar bergensi itu karena memuat berita tentang raja yang sedang sakit.

Alasan percetakan lokal itu karena Thailand menerapkan undang-undang penghinaan raja atau lese majeste yang sangat ketat dan pihak-pihak yang melanggar biasanya diganjar hukuman penjara.

Sejumlah kritikus berpendapat undang-undang itu digunakan secara bebas oleh pemerintahan militer untuk membungkam pembicaraan mengenai keluarga kerajaan dan suksesi.

Pengelola surat kabar, International New York Times (INYT) mengirim surat elektronik kepada para pelanggan di Thailand bahwa edisi Selasa (22/9) tidak dicetak karena “memuat artikel yang dianggap oleh pencetak setempat terlalu sensitif untuk dicetak”.

“Keputusan ini semata-mata dibuat oleh pihak pencetak dan tidak didukung oleh International New York Times,” kata INYT mengutip BBC.

Dalam artikel edisi hari ini disebutkan bahwa Raja Bhumibol Adulyadej (87) sudah berkali-kali dirawat di rumah sakit dan saat ini juga menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Bangkok.

Tulisan New York Times juga membahas kemungkinan calon-calon pengganti Raja Bhumibol Adulyadej, khususnya Putra Mahkota Vajiralongkorn.

Artikel ini ditulis oleh: