Jakarta, Aktual.com — “Mau nyeberang ke Pulau Pahawang saat libur Lebaran ini, kalau bisa jangan pesan kapalnya mendadak, karena pengunjung sedang ramai-ramainya,” ujar Ahmad Salim, Kepala Desa Pulau Pahawang.
Benar saja, saat memesan kepada Agus sebagai pengelola wisata di pulau itu, setelah berkali-kali menghubungi para operator kapal yang siap menyeberangkan wisatawan ke pulau itu, mendapatkan jawaban mengecewakan.
Hal itu, karena sudah tak ada lagi kapal yang kosong bersiaga, baik di Dermaga Ketapang maupun dari seberang pulau yang merupakan salah satu gugusan pulau eksotik di Teluk Lampung yang kini menjadi salah satu tujuan wisata favorit saat liburan itu.
“Kapal yang biasa melayani pengunjung ke Pulau Pahawang sudah dipesan semua, kalau mau bisa cari lagi kapal lain yang ada di Dermaga Ketapang atau dari kawasan wisata sekitarnya,” ujar Agus lagi.
Selama liburan Lebaran 2015, salah satu kawasan wisata alam yang memang diminati pengunjung dari Lampung dan luar Lampung adalah gugusan Pulau Pahawang di Teluk Lampung.
Padahal, selain pulau itu masih ada sejumlah objek wisata pantai lainnya yang tersebar di perbatasan Kota Bandarlampung, Kabupaten Lampung Selatan hingga Kabupaten Pesawaran.
Kepadatan wisatawan yang datang sering kali menimbulkan kemacetan arus lalu lintas di sejumlah objek wisata pantai di Lampung tersebut, termasuk saat liburan Lebaran tahun ini.
Menurut Ahmad Salim, Kepala Desa Pulau Pahawang, selama liburan Idul Fitri 1436 Hijriah hingga awal pekan ini, paket kunjungan wisata ke pulau ini dipadati peminat sehingga pengelola perahu setempat sampai tidak lagi bisa melayani permintaan jasa penyeberangan baru yang mendadak diminta calon wisatawan.
“Selama liburan Lebaran ini padat pengunjung yang datang dan sudah memesan sewa kapal jauh hari sebelumnya, sehingga kalau memesan mendadak terpaksa belum bisa dilayani karena semua kapal sudah dipesan,” kata Salim.
Dia membenarkan warga setempat mengelola paket wisata peduli lingkungan untuk kunjungan ke Pulau Pahawang, dengan menyiapkan fasilitas dan pelayanan maksimal yang diperlukan para wisatawan.
“Kami biasanya menyiapkan kapal dan operator untuk menyeberang dari Dermaga Ketapang di Padangcermin ke Pulau Pahawang,” tuturnya.
Pengembangan kawasan wisata alam Pulau Pahawang itu juga mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari LSM Mitra Bentala Lampung.
Lindon Varian dan Supriyanto, aktivis Mitra Bentala, menyatakan pihaknya selama bertahun-tahun terakhir telah mendorong pengembangan paket wisata ramah lingkungan dan mendidik bagi para wisatawan yang hendak berkunjung ke Pulau Pahawang dan gugusan pulau sekitarnya.
“Pengembangan wisata itu melibatkan masyarakat sekitar,” ujar Lindon pula.
Warga Pulau Pahawang mengembangkan Kelompok Sadar Wisata Cinta Bahari yang melayani permintaan kunjungan ke Pulau Pahawang.
Pulau Pahawang merupakan tujuan wisata di wilayah Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, yang memiliki pesona wisata bawah laut dan pemandangan alam eksotik.
Keindahan alam yang ada di perairan Pulau Pahawang menjadi daya tarik tersendiri, terutama untuk para penyelam serta pengagum “snorkeling” (menyelam di permukaan).
Perjalanan menuju ke Pulau Pahawang bisa ditempuh dengan menyeberang terlebih dulu melalui Dermaga Ketapang, dengan perjalanan sekitar satu jam kurang, akan tiba di Pulau Pahawang. Luas Pulau Pahawang sekitar 1. 084 hektare.
Pengunjung bisa menyisiri semua garis pantai pulau ini dengan menyewa perahu, untuk menyaksikan sisi pulau yang terdapat deretan pohon nyiur yang banyak serta rapat-rapat.
Pada bagian lain di pulau ini terdapat rimba dengan pohon besar di bibir pantainya, dengan sedikit pasir di pantainya tetapi benar-benar rimbun pohon-pohon.
Air lautnya berwarna biru jernih, terlihat kontras dengan warna hijau dari pohon-pohon sekitarnya.
Pulau Pahawang mempunyai enam dusun, yakni Suakbuah, Penggetahan, Jeralangan, Kelompok, Pahawang dan Cukuhnyai dengan penghuni sebanyak 1. 533 jiwa.
Di sekitar Pulau Pahawang terdapat banyak pulau, seperti Pulau Pahawang Kecil, Pulau Gosong, Pulau Kelagian, serta Pulau Pahawang Besar.
Di sini terdapat banyak “spot snorkeling”, termasuk di antaranya spot kapal nelayan yang karam yang telah menjadi tempat persembunyian ikan serta hewan laut lain.
Keragaman biota dan keindahan bawah laut di pulau ini, menjadi terlihat makin cantik dengan berbagai macam karang, ikan, serta tumbuhan laut di dasar pantainya.
Tak jauh dari pulau ini, pengunjung bisa meneruskan penjelajahan dengan berlayar ke Tanjung Putus serta Pulau Kelagian.
Di Tanjung Putus terdapat Pulau Gosong, pulau yang cuma terbagi dalam pasir putih. Di sekitarnya, terdapat air laut yang jernih berwarna hijau toska, tidak terlampau dalam, seperti kolam renang pribadi tidak berbatas yang dibingkai deretan bukit serta pulau dari kejauhan.
Apabila berkunjung ke Pulau Kelagian, pasir putih yang halus serta air yang benar-benar jernih bakal menyongsong kedatangan anda, dengan pantainya yang benar-benar nyaman serta tenang untuk bersantai serta berenang.
Lestarikan Bakau LSM Mitra Wisata di sini bekerja sama dengan penduduk setempat untuk mengelola Pulau Pahawang agar menjadi salah satu tujuan wisata yang masuk dalam wilayah Kabupaten Pesawaran.
Mitra Wisata ini merupakan bagian dari LSM lain, yaitu Mitra Bentala.
Mitra Wisata yang mengurusi masalah wisata di Pulau Pahawang, sedangkan Mitra Bentala adalah LSM lingkungan yang fokus pada usaha pelestarian alam terutama hutan bakau (mangrove) di Pulau Pahawang dan sekitarnya.
LSM ini sudah sejak tahun 1997 telah bekerja sama dengan penduduk Pulau Pahawang untuk melindungi dan melestarikan puluhan hektare hutan bakau di pulau tersebut.
Para aktivis LSM ini, meyakini bahwa pelestarian mangrove bila digabungkan dengan terumbu karang yang merupakan daya tarik utama Pulau Pahawang, bisa memberikan tempat tinggal dan tempat berkembang-biak bagi ikan dan hewan penghuni laut lainnya.
Apabila terumbu karang Pulau Pahawang tetap terjaga dan terlindungi, maka akan banyak orang terus berdatangan untuk menikmati keindahan dan panorama alam bawah lautnya yang eksotik itu.
Menurut Kepala Desa Pulau Pahawang Ahmad Salim, setiba di pulau ini, para pengunjung dapat menikmati keindahan alam, kuliner khas serta berbagai pesona alam maupun kehidupan masyarakat di sini.
“Tak perlu khawatir soal tempat menginap, karena semuanya tersedia di sini, termasuk dapat membaur dengan kehidupan warga kami di sini,” ujar dia lagi.
Setelah tiba di Pulau Pahawang, tersedia “Community Garden” yang merupakan fasilitas milik Mitra Wisata seluas 2 hektare yang digunakan sebagai tempat singgah bagi wisatawan yang datang ke pulau ini.
Di lokasi ini pula tersedia “cottages” yang berjumlah 10 unit dengan tambahan satu ruangan besar yang digunakan berkumpul dan makan bersama.
“Community garden” ditumbuhi oleh berbagai macam tanaman buah, seperti durian, nangka, pepaya, mangga, dan jambu. Pengunjung pun boleh memetik buah yang sudah matang dari pohonnya.
Bila ingin berkeliling Pulau Pahawang, tersedia fasilitas track yang sudah dipasang “paving block”, sehingga bisa digunakan oleh pengunjung untuk aktivitas seperti jogging.
Atau, bila ingin berkeliling Pulau Pahawang dengan cepat, juga bisa menggunakan sepeda. Mitra Wisata sudah menyediakan sepeda ontel yang bisa digunakan oleh pengunjung selama sekitar setengah jam berkeliling pulau ini bersepeda, sedangkan bila lari santai, pengunjung bisa mengeliling pulau dalam waktu satu jam.
Track yang ada di pulau Pahawang bergelombang naik-turun. Jadi bila melakukan jogging ada sedikit tantangan ketimbang bila melewati track yang datar.
Pengunjung yang ingin melihat keindahan terumbu karang yang ada di bawah laut Pulau Pahawang, oleh Mitra Wisata sudah menyiapkan peralatan “snorkeling” lengkap dengan kaki kataknya.
Mitra Wisata juga menyediakan pemandu bagi mereka yang ingin melihat terumbu karang. Lokasi penyelaman berada tidak jauh dari hutan bakau yang sempat rusak pada tahun 90-an, namun saat ini hutan mangrove tersebut sudah pulih kembali.
Di sini terdapat pula salah satu titik tidak jauh dari hutan bakau yang dipenuhi terumbu karang dari jenis soft coral, seperti karang anemon, karang jahe, karang nanas, karang otak, dan karang seroja.
Sedangkan jenis ikan yang hidup di sekitar terumbu karang di Pulau Pahawang ini adalah ikan monyoyang, ikan naso, ikan tempala, dan ikan batok biru.
Di “community garden” juga disediakan berbagai hasil olahan ikan, termasuk dua jenis ikan yang sering dikonsumsi di sini, yaitu ikan simba dan kembung sate. Pengelola Mitra Wisata akan membakarkan ikan untuk dikonsumsi.
Namun, pengunjung bisa membakar ikan sendiri, sehingga dapat menikmati aroma hasil bakaran ikan yang dipadu dengan bumbu sederhana untuk menambah selera saat membakarnya sendiri.
Menikmati ikan bakar dengan sambal seruit khas Lampung, di tengah pesona alam Pulau Pahawang yang eksotik, merupakan kenikmatan tersendiri, sehingga membuat pengunjung kerasan berlama-lama.
Semua pesona dan keindahan alam itu, akan membuat pengunjung tergerak untuk kembali ke pulau ini, setelah pulang ke tempat tinggal masing-masing.
Artikel ini ditulis oleh: