Jakarta, Aktual.co — Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menyatakan ikut merespon aksi 20 Mei menjelang peringatan hari Kebangkitan Nasional.
LMND juga tengah berkoordinasi dengan perguruan tinggi lain di Jakarta, termasuk Universitas Bung Karno.
“LMND sendiri karena itu bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan Nasional biasanya walaupun tidak diintruksikan secara nasional kawan-kawan LMND baik di jakarta maupun di daerah akan merespon tapi mungkin tidak maksimal,” ujar Ketua Umum LMND Lamen Hendra Saputra di Jakarta, Rabu (13/5).
Namun, sejak awal LMND kurang yakin dengan isu akan ada aksi penggulingan rezim yang dipelopori oleh kawan-kawan BEM pada tanggal 20 nanti.
“Beberapa faktor yang membuat kami tidak yakin karena gerakan 20 Mei ini hanya sekedar wacana saja tapi tidak ditindaklanjuti dengan konsolidasi yang merajut kekuatan gerakan mahasiswa di berbagai kampus baik jakarta maupun daerah, untuk masuk dengan metode aksi kepung Jakarta diimbangi juga dengan tekanan keras di daerah,” ungkapnya.
Seperti yang LMND lakukan saat mengonsolidasikan gerakan mahasiswa dalam Konsolidasi Mahasiswa Indonesia (Konami) beberapa tahun lalu, yang menghasilkan benturan selama empat jam antara mahasiswa dan aparat kepolisian di kawasan gambir.
Lalu pada malam harinya menkopolhukam pun mengumumkan melalui konferensi pers bahwa Konami merupakan gerakan berbahaya untuk keberlangsungan pemerintahan.
Disamping itu juga sudah banyak kecurigaan di beberapa kelompok mahasiswa, yang juga menjadi salah satu faktor penghambat, seperti contoh takut ditunggangi untuk kepentingan reshuffle yang isu itu sedang bergulir sangat kuat.
“LMND sendiri bersama kawan-kawan mahasiswa di UBK sedang memersiapkan aksi tanggal 20 mei tersebut LMND tetap mempunyai tugas sejarah untuk mendorong percepatan perubahan kehidupan bangsa kearah yang lebih baik,”
“Jadi kami yakin walaupun isu aksi tanggal 20 mei itu sudah simpang siur tapi pasti masih akan ada pemuda dan mahasiswa yang akan bergerak walaupun tidak sampai menjatuhkan rezim tapi minimal kritik keras terhadap pemerintahan yang hari ini sudah semakin menjauh dari trisakti yang di janjikan jokowi-jk sendiri,” tambahnya.
Beberapa kebijakan pemerintah dinilai tak mencerminkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sesuai dengan sila ke-5 Pancasila.
“Karena sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak yang harusnya dikuasai negara hari ini dengan mengikuti dikte dari bank dunia pemerintah sudah dengan cepatnya menyerahkan kedalam mekanisme pasar, seperti halnya kebijakan di sektor BBM dan listrik,” tuturnya.
Apalagi, ada wacana penghapusan premium ron 88 yang diganti dengan petralite ron 90 dengan harga yang lebih mahal.
“Itu sama saja membuat rakyat lebih sengsara, keluar dari mulut buaya masuk ke sarang macan.”
Artikel ini ditulis oleh: