Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) dan Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti (kanan) meninjau stok beras di Gudang Nomor 28 di Bulog Divre Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (2/10). Pemerintah menggelar operasi pasar beras premium secara serentak di sejumlah kota besar di Indonesia untuk mengendalikan harga menjelang musim paceklik dengan harga Rp8.700 - Rp9.700 per Kg tergantung kualitasnya. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pras/15.

Jakarta, Aktual.com — Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan bahwa beras impor dari Vietnam akan masuk Indonesia pada pekan ini, sesuai dengan batasan waktu yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dikatakannya, beras tersebut didatangkan dari Vietnam bukan serta merta untuk diedarkan ke pasar. Namun diperuntukan guna menjaga stok cadangan beras nasional.

“S‎egera dikeluarkan (impor beras) pada minggu-minggu ini. Kan ini sudah batasan yang beliau (Jokowi) bilang. Dan ingat bahwa ini bukan untuk pasar. Ini untuk cadangan. Jangan sampai keliru. Karena kalau terjadi shortage saja,” kata Djarot di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (26/10).

‎Namun begitu, hingga saat ini Bulog belum dapat memastikan jumlah beras impor yang akan datang dari Vietnam. Karena, impor beras tersebut dilakukan hanya sesuai yang dibutuhkan Indonesia.

“‎Kan kalau butuhnya kecil enggak terlalu masalah. Kalau butuhnya besar ini kan kapasitas angkut, kapasitas loading di sana kan juga tidak besar,” imbuh dia.

Ia menambahkan, Vietnam pada awalnya berkomitmen memasok 1,5 juta ton beras impor. Namun, dengan terbatasnya waktu yang ditetapkan pemerintah untuk mengimpor beras maka kemungkinan Vietnam hanya mampu menyediakan 1 juta ton beras mengingat kapasitas loading yang dimiliki Vietnam tidak cukup untuk menampung beras yang dibutuhkan Indonesia.

Bahkan, masih ada kemungkinan Vietnam mengucurkan berasnya kurang dari 1 juta ton. “Nah ini dengan kondisi yg ada, dia mungkin hanya bisa 1 juta. Itupun tergantung waktu yang diberikan. Karena kan tempat lain juga ngambil. Waktu yang diberikan ini hubungannya dengan kemampuan loading capacity mereka. Kan mereka kan pelabuhan terbatas. Tapi kita berusaha nego terus,” tandasnya.‎

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan