Beranda Nasional Bersimpuh di Depan Orang Tua PMI, Kepala BP2MI Minta Maaf Atas Nama...

Bersimpuh di Depan Orang Tua PMI, Kepala BP2MI Minta Maaf Atas Nama Negara

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyampaikan sambutan usai menandatangani Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama antara BP2MI dan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara di Kantor BP2MI, Jakarta, Rabu (21/4/2021).

Jakarta, aktual.com – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani merasa dirinya dan kelembagaan BP2MI belum dapat melayani dengan baik pekerja migran Indonesia (PMI). Benny menyampaikan hal tersebut dalam sambutan pelepasan 490 PMI yang akan berangkat ke Korea Selatan.

Benny tiba-tiba bersimpuh di hadapan orang tua salah satu PMI. Dirinya mengaku mewakili negara untuk meminta maaf kepada PMI dan keluarga mereka. Bagi dia, negara belum maksimal memberi pelayanan untuk PMI.

“Saya minta maaf atas nama Negara. Karena di tengah kerja yang maksimal, di tengah perubahan yang kami lakukan, saya menyadari Negara belum memberikan yang terbaik untuk para PMI dan keluarganya. Saya minta maaf atas itu semua,” ujar Benny sambil bersimpuh di lutut salah satu orang tua perwakilan PMI di sebuah hotel di Jakarta Utara, Senin (20/2) kemarin.

Benny pun berterus terang menyampaikan sisi buruknya pelayanan PMI di tahun sebelumnya yang kini tengah dibenahinya. Kepala BP2MI menyebut intervensi Negara kepada PMI harus serius dan sungguh-sungguh dilakukan.

“Negara harus hadir dan lakukan intervensi. Sekarang saya mewujudkan cita-cita besar untuk menjadikan PMI istimewa dengan membangun fasilitas VVIP. Merubah pelayanan dan mempercepat segala bentuk pelayanan publik yang dahulunya panjang dan berbelit-belit,” jelas dia.

Meski demikian, politisi Hanura ini mengakui perubahan yang dilakukannya belum cukup. Karena itulah kemudian Benny menceritakan mimpinya di hadapan ratusan PMI dan para undangan.

“Perubahan yang kami lakukan, saya yakin belum seutuhnya membayar dan membalas kontribusi atau jasa dari PMI kepada negara ini. Tidak berlebihan saya minta agar PMI diutamakan, karena PMI menjadi pemberi devisa terbesar kedua di republik ini. Saya merasa masih perlu berbuat banyak hal untuk PMI,” tutur dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Megel Jekson