Jakarta, Aktual.co —  Apakah Charles Darwin, Johann Wolfgang von Goethe dan Marcel Proust memiliki kesamaan?. Selain para pemikir tersebut mempunyai otak yang jenius serta kreatif, terkadang mereka memiliki kata-kata filosofi yang bagus. 

Para tokoh dunia ini ternyata berbeda dengan manusia pada umumnya, karena sensitif terhadap suara, dan sering menyendiri dalam bekerja.

Misalnya Proust, jarang sekali meninggalkan apartemen satu kamar tidurnya di Paris. Penulis yang memiliki kepribadian tertutup tersebut mengenakan penyumbat telinga saat ia menulis, dengan tirai tertutup di dalam kamar tidurnya dengan penyumbat untuk menyaring cahaya serta suara yang tidak diinginkan masuk.

Meskipun, mungkin tampak seperti kecenderungan agar terindar dan tidak menghambat kosentrasi kerjanya, penelitian baru menunjukkan, bahwa cara itu bisa menjadi komponen kunci dari jenius kreatif.

Psikolog dari Universitas Northwestern menemukan bahwa orang-orang yang sangat kreatif cenderung lebih terganggu oleh kebisingan dari mayoritas orang pada umumnya.

Penelitian, yang diterbitkan dalam Edisi Maret dalam jurnal Neuropsychologia, meneliti fenomena yang dikenal sebagai ‘Sensory Gating’ yang menentukan berapa banyak informasi dari lingkungan memasuki kesadaran seseorang.

Biasanya, otak secara otomatis menyaring informasi yang tidak relevan. Tetapi, orang-orang jenius menutup gerbang sensoriknya. Psikolog menerangkan, bahwa aktivitas menutup informasi seperti jam berdetik atau percakapan di kejauhan.

“[Dalam orang-orang ini], informasi sensoriknya ‘terbuka’. Otak mereka memproses informasi lebih dari itu ketimbang orang biasa,” terang Darya Zabelina, Mahasiswa kandidat Doktor di bidang psikologi dari Northwestern sekaligus penulis utama studi tersebut, mengatakan kepada The Huffington Post.

Para peneliti berhipotesis, bahwa ‘hipersensitivitas sensorik’ ini mungkin berkontribusi terhadap kreativitas, karena membuka perhatian lingkup individunya. Jadi, orang-orang yang menerima informasi lebih jauh, akan lebih mungkin untuk membuat koneksi baru dan tidak biasa dengan aneka ragam informasi.

Dalam menyelidiki kasus tersebut, para peneliti meminta 97 partisipan untuk menyelesaikan tes berpikir kreatif dan untuk menjawab pertanyaan mengukur prestasi di dalam dunia nyata dalam seni dan ilmu pengetahuan.

Dalam tes terpisah, para peneliti mengamati responden dan mengukur aktivitas listrik di otak koresponden, yang menunjukkan berapa banyak informasi pendengaran sedang disaring dari kesadaran mereka.

Temuan peneliti menunjukkan, bahwa orang-orang kreatif cenderung lebih sensitif terhadap suara di lingkungan mereka. Memiliki cakupan luas dari perhatian – salah satu cara mengambil catatan informasi, bahwa kebanyakan orang secara otomatis menyaring – tampaknya membawa beberapa manfaat.

Peneliti mencatat, bahwa manfaat kreatif ‘hipersensitivitas sensorik’ termasuk “memiliki pengalaman yang lebih kaya, mampu mengintegrasikan informasi yang jauh terkait, atau mampu membuat hubungan antara konsep atau ide lebih jauh.”

Namun demikian, hasil temuan ini juga menambahkan beberapa asumsi perdebatan terkait dengan apakah jenius dan kegilaan itu terhubung, menunjukkan kesamaan antara beberapa orang yang sangat kreatif dan orang dengan skizofrenia.

Bila kehilangan sistem penyaringan sensorik merupakan tanda-tanda penyakit skizofrenia yang juga telah diamati dalam keluarga penderita skizofrenia. Dan, pada orang dengan kepribadian yang sangat schizotypal, yang ditandai dengan spektrum ciri mulai dari pemikiran imajinatif bagi psikosis.

Artikel ini ditulis oleh: