Jakarta, aktual.com – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memperkirakan potensi zakat umat Islam di Indonesia mencapai sekitar Rp286 triliun namun penghimpunannya masih rendah.

“Potensi zakat besar, penelitian pada 2011 mengungkap potensi 2010 adalah Rp217 triliun, dengan perhitungan PDB potensi 2015 menjadi Rp286 triliun,” kata Ketua Baznas Bambang Sudibyo di Istana Negara Jakarta, Kamis (30/6).

Namun Baznas menilai kesadaran masyarakat masih rendah sehingga selama kurun waktu 2015, penghimpunan zakat secara nasional baru sebesar Rp3,7 triliun dengan penyaluran sebesar Rp2,2 triliun.

Bambang menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak seluruh menteri Kabinet Kerja dan pejabat eselon I untuk bersama-sama menunaikan zakat melalui Baznas di Istana Negara pada Kamis ini.

Selain Presiden Jokowi dan sejumlah menteri Kabinet Kerja dan pejabat eselon I kemeterian/lembaga, hadir pula dalam acara itu Wakil Presiden M Jusuf Kalla.

Peristiwa seluruh pimpinan teras kementerian dan lembaga secara serentak menunaikan zakat merupakan yang pertama di Indonesia.

“Atas nama Baznas, kami sampaikan terima kasih Kepada Presiden Jokowi yang memberikan contoh membayar zakat pada 28 Juni lalu juga memerintahkan Menseneg untuk meminta para menteri dan eselon I membayar zakat melalui Baznas pada hari ini, semoga jadi teladan dan diikuti para kepala daerah sebagai awal kebangkitan zakat,” kata Bambang.

Mantan Menkeu dan Mendiknas itu berharap pembayaran zakat oleh para pejabat dengan cara seperti itu dapat dilakukan setiap tahun. Cara itu dapat menjadi syiar bagi umat muslim seluruh Indonesia dalam menunaikan zakat dengan meneladani para pemimpinnya.

Ia menyebutkan saat ini Indonesia memiliki UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan Inpres Nomor 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat.

Saat ini sebagian kementerian telah melaksanakan kewajiban zakatnya sesuai Inpres Nomor 3 tahun 2014. Pembayaran zakat tersebut langsung dipotong dari tiap menerima gaji bulanan (zakat payroll system).

Bambang menyebutkan zakat berperan penting untuk mengatasi kesenjangan sosial yang terjadi saat ini.

Ia menyebutkan tingkat kesenjangan yang ditunjukkan angka rasio gini terus meningkat. Pada 2014 sebesar 0,40, kemudian naik menjadi 0,42.

“Jika zakat infaq dan shadaqah dikelola dengan baik, insya Allah kesenjangan bisa berkurang,” kata Bambang Sudibyo.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan