Jakarta, Aktual.com – Pernyataan Ketua DPR Ade Komarudin (Akom) sebagai Kader dan tokoh Partai Golkar sangat tidak pantas ‘mendiskreditkan KNPI hasil KLB’ di forum ‘KNPI versi Darus’ sebagaimana diberitakan berbagai media. Pasalnya, Akom secara terang-terangan menunjukkan posisi berlawanan dengan Partai Golkar yang mendukung Pemerintah.

“Semestinya Akom yang merupakan Ketua DPR RI pasti mengetahui bahwa Pemerintah hanya mengakui KNPI hasil KLB dan memiliki SK Menkumham serta Rakernasnya-pun sangat jelas diresmikan oleh Menkopolhukkam RI mewakili Presiden RI yang dihadiri pula oleh Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto,” ujar Ketua Umum (Plt) Depinas Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Ali Wongso di Jakarta, Sabtu (25/6).

Oleh sebab itu, lanjutnya, para Pimpinan OKP yang berhimpun di KNPI dan sikap Ketua Bid Pemuda/Ketua Umum AMPG Fadh Elfouz meminta agar Partai Golkar menggantikan Akom sebagai kader Golkar di jabatan Ketua DPR dapat dipahami.

“Semestinya, setiap kader apalagi pada posisi di DPR harus satu visi dam misi, sejalan dan konsisten dengan garis politik Partai di bawah kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto,” tegasnya.

Bahkan, lanjutnya, perilaku politik Akom di KNPI tersebut dapat ditafsirkan ekspresi yang ‘berlawanan’ dengan sikap politik Ketua Umum Partai Golkar yang seharusnya tidak boleh terjadi.

“Seorang Ketua DPR atau posisi apapun di DPR yang berasal dari Fraksi Partai Golkar mutlak hukumnya sejalan dengan kebijakan dan posisi politik Partai Golkar. Sebagai Ketua DPR, Akom tak lepas dari keberadaannya selaku kader Golkar dan wajib atau harus mampu mengekpresikan dirinya sebagai politisi Golkar yang konsisten pada koridor garis partainya,” jelasnya.

Menurut Ali Wongso, sikap dan perilaku Akom sebagai Ketua DPR di KNPI tersebut adalah fatal jika sampai pernyataannya bertentangan dengan Ketum dan kebijakan Partai Golkar.

“Jika Akom secara sadar melakukan itu dan merasa dirinya benar maka berarti Akom ‘menantang’ dengan bertentangan pada garis Partai, maka secara tak langsung sama artinya dengan Akom meminta ‘mundur’ jika dia berjiwa besar,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka