Jakarta, aktual.com – Jelang berakhirnya masa pencarian dan evakuasi korban bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, pada Kamis (11/10) besok oleh pemerintah tidak membuat surut upaya sejumlah relawan ikut terhenti.
Seperti tim relawan yang diturukan oleh Rumah Zakat masih akan ada di lokasi hingga melanjutkan ketahap pemulihan.
“Kami telah menyusun rencana keberlanjutan penanggulangan bencana pada fase transisi sampai fase rehabilitasi rekonstruksi, diantaranya berupa pelayanan sekolah darurat, penyediaan huntara, penyediaan sarana sanitasi, pembangunan mesjid, serta pemberdayaan ekonomi yang diharapkan mampu mendukung pemulihan lebih cepat,” kata CEO Rumah Zakat Nur Effendi dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (10/10).
Masih dikatakan dia, sejak hari pertama bencana yang menimpa Donggala, Palu, Sigi dan sekitarnya tim Rumah Zakat telah memberangkatkan sekitar 45 tim relawan.
Lanjutnya, tim relawan yang diturunkan berasal dari berbagai profesi untuk menangani sejumlah penanganan kepentingan evakuasi para korban.
“Saat ini kami telah menerjunkan 45 tim evakuasi, 11 tim medis, 3 unit mobil ambulans dan 1 unit mobil klinik,” tambah Irvan Nugraha, Chief Marketing Officer Rumah Zakat tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, jumlah korban meninggal dan hilang di Sulawesi Tengah membengkak lebih besar daripada yang sering diberitakan. Dari sumber Kepala Penerangan Kogasgabpad Sulawesi Tengah Kol. Inf. Muhammad Thohir, per Senin (8/10) lalu korban meninggal dunia 1.944 jiwa dan dimakamkan di 5 titik penguburan yang tersebar, hilang 683, tertimbun 152 serta luka-luka 2.549 orang.
Adapun penduduk yang mengungsi berjumlah 74.444 jiwa yang tersebar di 141 titik dengan jumlah rumah rusak sebanyak 65.773 unit.
Pada hari Rabu (10/10), BNPB dan masyarakat akan memutuskan apakah setelah tanggal 11/10 akan terus dilanjutkan pencarian dan evakuasi. Hal ini mengingat banyaknya korban yang masih terkubur (hilang) dan ada desakan dari masyarakat untuk meneruskan pencarian.
Meski teorinya, setelah 14 hari jenazah akan sulit dikenali dan jika pencarian dilanjutkan akan membahayakan tim evakuasi mengingat penyakit yang akan timbul.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan