Sugianto Sabran juga diharapkan bisa menjadi seorang pemimpin yang mengayomi keluarga dan masyarakat Kalimantan Tengah serta bisa menjaga keutuhan dan melestarikan adat budaya.

Untuk diketahui beredar isu dalam kurun waktu enam bulan pernikahan megahnya, Yulistra Ivo sudah melahirkan seorang bayi perempuan. Sungguh mengejutkan kelahiran tersebut. Diduga istri Sugianto Sabran tersebut hamil sebelum menikah.

Apakah Sugianto Sabran dan keluarganya menganggap remeh adat Dayak yang telah memberikan Yulistra Ivo gelar perempuan yang mampu menjaga kesucian dan kehormatan keluarga. Bagaimana bisa ia hamil sebelum menikah namun malah mendapatkan gelar perempuan suci.

Kemanakah adat Dayak akan meletakkan kehormatannya. Kemana masyarakat Dayak akan menyandarkan kebanggaannya akan adat Dayak yang telah tercoreng.

Dan petahana calon Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, yang juga menerima gelar dari Keraton Pakualaman, Yogyakarta sebagai seorang pemimpin yang memiliki sifat mengayomi dan melestarikan adat budaya dengan baik, namun pada kenyataannya kini hutan adat di Kalteng justru habis di masa kepemimpinan Sugianto Sabran.

Sungguh tak layak seseorang merendahkan adat dan prosesi penyerahan gelar adat, bahkan menganggap enteng sebuah gelar kehormatan.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid