Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) mulai hari ini Jumat (19/8) akan menerapkan suku bunga baru yang disebut 7 Day Reverse Repo Rate menggantikan BI rate yang selama ini sebagai suku bunga acuan.

Alasan BI menerapkan suku bunga baru ini karena menggunakan tenor jangka pendek yaitu tujuh hari, sehingga diharapkan transmisinya bisa lebih cepat diterapkan perbankan. Selama ini BI rate tenornya lebih lama.

Namun demikian, pihak perbankan sendiri tidak berani memastikan dengan suku bunga baru itu akan menyebabkan suku bunga bank langsung turun.

“Jadi meski sudah ada 7 Day Repo Rate, bukan berarti suku bunga langsung turun. Itu kan kita selama ini menggunakan patokan BI rate, tapi nanti akan menggunakan patokan Repo Rate,” ujar Direktur Utama PT BTN (Persero) Tbk, Maryono di Jakarta, Kamis (18/8).

Menurut dia, penurunan suku bunga di bank tetap akan tergantung mekanisme pasar. Untuk itu, kendati sudah ganti suku bunga acuan, BI jangan hanya minta langsung diturunkan suku bunganya di level berapa.

“Lha, semua itu nantinya tergantung pada market, harga daripada pricing dana itu berapa? Gitu lho. Jadi jangan langsung minta turunnya berapa? Karena penggunaan bunga itu bukan berarti merupakan penurunan suku bunga,” jelas Maryono.

Namun demikian, Maryono memang mengakui penurunan sukunya itu diharapkan bisa lebih cepat dari yang sebelumnya. Meski begitu, dari suku bunga ity akan ada dampak untuk menurunkan respon kepada bank-bank lain tergantung pengkajian dari seluruh pricing dananya.

“Kita sih berharap dalam waktu satu bulan sudah bisa (dampak penurunan suku bunganya),” jelas dia.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Kartika Wirjoatmodjo menegaskan, soal penurunan suku bunga nantinya setelah ada suku bunga acuan baru, tetap saja penurunan suku bunga bank itu tergantung pada mekanisme pasar.

Menurut Tiko, sapaannya, meskipun nantinya ada suku bunga baru 7 Day Reverse Rate, akan tetapi kebijakan pembatasan suku bunga (capping) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih belum berubah. Makanya karena capping belum berubah, pihaknya akan melihat dulu transmisi dari suku bunga baru tersebut.

“Bagaimana transmisinya yang 7 hari itu? Apakah dengan (tenor) 7 hari nanti di-manage lbh baik? Apakah nanti bisa menurunkan yang suku bunga tenor setahun? Itu akan kelihatan dampaknya nanti,” ujar Tiko.

Pihak Mandiri pun tak akan mempersiapkan diri apa-apa terkait penerapan suku bunga baru itu. “Kalau ditanya persiapan, kita ga ada. Karena kita ikutin nanti rate pasarnya saja,” ungkap Tiko.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan