Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Hidayat Nur Wahid dan EE Mangindaan menjawab pertanyaan wartawan usai rapat konsultasi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (15/8). Rapat itu membahas APBN dan perkembangan perekonomian global serta pengaruhnya terhadap keuangan negara. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merasa tak nyaman dengan sikap Bank Indonesia (BI) yang untuk ketiga kalinya pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2016 ini.

Saat ini, bank sentral itu kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2016 dari 5,0-5,4 persen menjadi 4,9-5,3 persen. Revisi proyeksi BI itu disulut oleh rencana pemerintah yang akan memangkas anggaran sebanyak Rp133,8 triliun.

Atas revisi target tersebut, Menkeu merasa tak puas dengan sikap BI itu. Dan dia pun meminta Gubernur BI, Agus Martowardojo untuk memahami strategi pemangkasan anggaran dan sekaligus pengurangan target penerimaan.

“Sepertinya kalau dilihat dari sisi pemangkasan, jadinya akan kontraksi. Tapi kalau dilihat dari revisi penerimaan yang dikurangi Rp219 triliun maka pengurangannya itu lebih besar dari pemangkasan. Itu justru positif,” tutur Menkeu di Jakarta, Senin (22/8).

Dengan pengurangan target penerimaan pajak sebesar Rp219 triliun dan dibarengi dengan pemangkasan anggaran, maka kredibilitas APBN jadi lebih baik.

“Sehingga itu akan memberikan confident bagi pemerintah. Kalau saya mau komentari BI ya mestinya diskusi dengan Gubernur saja, tak usah melalui media,” ketus Sri Mulyani.

Ani, sapaan akrabnya, minta BI memahami penghitungan pemerintah tersebut. Sehingga dengan penghitungan matematis seperti itu, maka tidak langsung berpengaruh ke pertumbuhan.

“Karena kami ini merevisi bukan hanya dari sisi spending-nya saja, tapi juga dari sisi penerimaannya kami rivise down,” ungkap Menkeu.

Kembali dia merencanakan akan membahas hal ini secara serius dengan Gubernur BI. “Nanti saya akan diskusi dangan Pak Agus (Gubernur BI) supaya saya bisa sampaikan yang sebenarnya seperti apa cara perhitungan pemerintah,” pungkas Ani.

Beberapa saat sebelumnya, Agus Martowardojo menegaskan, selama ini hasil kinerja BI berkoordinasi dengan otoritas lain telah mampu mengaga stabilitas ekonomi dan menyelamatkan sistem keuangan.

“Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua bisa bertumbuh 5,18 persen. Setelah sebelumnya melambat. Makanya, sampai akhir tahun kami perkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,9-5,3 persen,” tegas Agus di kantornya, Senin (22/8).

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka