Jakarta, Aktual.com – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menekankan cadangan devisa Indonesia saat ini masih sangat mencukupi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sehingga mampu meyakini investor global untuk tidak melarikan modalnya dari pasar keuangan domestik (capital reversal).
Usai menaikkan suku bunga acuan “7-Day Reverse Repo Rate” menjadi 5,5 persen, Perry juga mengatakan Bank Sentral belum melirik opsi untuk memanfaatkan fasilitas bilateral maupun multilateral seperti perjanjian pertukaran mata uang, guna mengendalikan tekanan yang menerap nilai rupiah.
Opsi fasilitas bilateral maupun multilateral seperti perjanjian pertukaran mata uang merupakan garis kedua pertahanan ekonomi sebuah negara (second line of defense) untuk menghadapi gejolak perekonomian.
“Cadangan devisa cukup dalam arti bukan hanya membiayai impor, dan utang. Tapi mitigasi kemungkinan ‘capital reversal’,” kata Perry, Rabu (15/8).
Cadangan devisa, menurut data BI, memang terus menunjukkan penurunan sejak awal Januari 2018. Di akhir Januari 2018, cadangan devisa sebesar 131,9 miliar dolar AS dan menurun menjadi 118,3 miliar dolar AS di akhir Juli 2018.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid