“Memang polanya, di kuartal I-2017 selalu lebih rendah dibanding kuartal lainnya. Biasanya, kegiatan ekonomi mulai kelihatan di kuartal II. Dan terus meningkat di kuartal III dan IV,” papar dia.
Berdasar data BI, kata dia, capital inflow secara ytd atau hingga 5 April 2015 ke pasar keuangan mencapai Rp79,1 triliun. Aliran modal itu masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp62,1 triliun, ke pasar saham sebesar Rp9,7 triliun, ke Sertifikat BI sebesar Rp5,7 triliun.
“Jadi capital inflow lebih besar dibanding awal April 2016 yang mencapai Rp57,6 triliun. Dulu, yang masuk ke SBN senilai Rp53,4 triliun, ke saham Rp4,7 triliun, dan ke instrumen BI senilai Rp2,3 triliun,” katanya.
Kondisi tersebut, lanjut Mirza menunjukkan bahwa optimisme kepada emerging market, termasuk Indonesia masih baik.
“Emerging market yang sedang negatif adalah Afrika Selatan. Yang ada pergantian Menkeu secara mendadak. Makanya langsung outflow. Turki juga masih mengalami tekanan. Dan Meksiko sudah naikin bunga sebanyak 5 kali,” pungkas Mirza.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka