Seorang pedagang menata sapi yang dijual di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (29/12). Pemerintah menetapkan kuota impor sapi bakalan sebanyak 600.000 ekor pada 2016 guna memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Harga daging sapi yang bertengger pada angka Rp110-Rp115 ribu per kilogram selama beberapa pekan di pasaran Jawa Tengah dan DIY berpotensi terjadi inflasi tinggi selama kuartal I (Januari-Juni) tahun 2016.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia IV Jateng-DIY, Ananda Pulungan mengklaim harga daging sapi tetap tinggi, namun tidak bakal terjadi kelangkaan komoditas tersebut. Sebab, kenaikan harga yang diikuti kelangkaan kebutuhan dapat dipantau melalui sistem “SIHATI”.

“Komoditas itu berpotensi terjadi inflasi tinggi. Tapi, kita tidak perlu khawatir, karena Jateng-DIY punya sistem pemantau harga. Sewaktu-waktu bisa naik, dapat dikendalikan,” ujar dia  di Semarang, Selasa (26/1).

Selain harga daging yang masih stabil, kata dia, harga bawang putih di atas Rp20-Rp25 ribu/ kilogram. Diakui, bila dua komoditas itu dikhawatirkan bergejolak pada tri wulan I (Januari-Maret) mendatang. Meski begitu, pihaknya mengklaim kondisi ekonomi secara makro stabil lebih baik dibandingkan daerah lain.

“Itu dibuktikan dengan angka inflasi Jateng yang relatif paling stabil, di antara provinsi lain di Jawa,” beber dia.

Dari data BI, secara umum harga kebutuhan pokok lain pada awal tahun telah, seperti cabe, bawang merah dan beras. Tercatat, tri wulan tahun 2015 secara umum ekonomi makro pada angka 3 persen.

Stabilnya kondisi ekonomi pada triwulan III menjadikan BI optimis bahwa pada triwulan IV Oktober-Desember akan jauh lebih baik mencapai angka 2,73 persen. Sedangkan, stabilitas harga dengan inflasi 2,73 persen jauh lebih rendah dibandingkan dari Jatim, DKI Jakarta, dan Yogyakarta.

Ia mengungkapkan indikator itu dapat dilihat dari banyaknya uang beredar, diikuti stabilitas daya beli masyarakat semakin mengkuat. Dengan begitu, konsumsi masyarakat cenderung meningkat.

“Kita akan terus dorong pada konsumsi dan investasi. Apalagi pemerintah sekarang terus mempercepat infrastrujtur di segala lini,” pungkas Ananda.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka