Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang membahas BI Rate di Jakarta, Kamis (18/2). Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia menetapkan suku bunga acuan berada di level 7 persen atau turun 25 basis poin, yang merupakan kelanjutan setelah pada RDG Januari 2016 suku bunga acuan dipangkas menjadi 7,25 persen. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/aww/16.

Jakarta, Aktual.com — Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan derasnya dana asing yang masuk ke pasar modal dan obligasi hingga 17 Maret 2016 menunjukkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap prospek pemulihan ekonomi di Indonesia.

“Dana asing yang masuk ke Indonesia sejak 1 Januari hingga 17 Maret 2016 meningkat, meskipun tidak terlalu signifikan,” kata Agus di Jakarta, ditulis Sabtu (19/3).

Dana asing yang masuk, ujarnya, tumbuh 4 persen atau sebesar Rp46 triliun dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp44 triliun.

“Hal itu membawa optimisme lebih jauh ke Indonesia,” ujarnya.

Menurut Agus, pelaku pasar dan investor telah mencermati percepatan pemulihan ekonomi di Indonesia, ditandai dengan terjaganya laju inflasi, percepatan realisasi belanja dari APBN, dan data terakhir dari neraca perdagangan yang surplus 1,14 miliar dolar AS.

Indikator membaiknya ekonomi pun terlihat dari turunnya nilai “Credit Default Swap” atau instrumen yang dijadikan kontrak untuk perlindungan dan proteksi risiko kredit.

Sedangkan, tekanan ekonomi eksternal kepada Indonesia dinilai Agus mereda, meskipun potensi gejolak tidak hilang sepenuhnya dalam sisa tahun.

“Kebijakan bank sentral negara-negara Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat yang cenderung tidak menaikkan suku bunganya membawa dampak positif bagi negara berkembang,” ujarnya.

Dari kebijakan otoritas moneter, Agus meyakini, penurunan suku bunga acuan (BI Rate) tiga kali berturut-turut menjadi 6,75 persen akan memacu kegiatan ekonomi dan memberikan ruang leluasa bagi investor.

BI masih meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 sebesar 5,2 persen – 5,6 persen. Sementara, pada kuartal I 2016, Agus memprediksi pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,1 persen, dan kuartal II 2016 sebesar 5,2 persen – 5,3 persen.

“Kondisi ekonomi dunia masih dalam kondisi yang belum menggembirakan, kita di Indonesia kondisinya jauh lebih membaik,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka