uang pecahan baru
uang pecahan baru

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia memperkirakan mengeluarkan uang beredar (outflow) selama bulan Desember 2016 mencapai Rp88-94 triliun. Angka ini meningkat 3%-10 persen dibanding tahun lalu yang mencapai Rp85,6 triliun.

Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Antara lain, jumlah hari libur di Desember lebih panjang dari Desember 2015 lalu. Dari yang 7 hari menjadi 9 hari, termasuk adanya hari libur Maulid Nabi.

“Juga dipengaruhi oleh adanya disbursement anggaran pemerintah/pemda/swasta. Adanya pengeluaran uang baru TE (tahun emisi) 2016, juga penmabahan titik dan frekuensi penukaran baik yang dilakukan oleh BI maupun kerja sama dengan perbankan,” tegas Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Yudi Harymukti, di Jakarta, Rabu (21/12).

Kenaikan laju outflow di Desember ini juga karena masuk periode Natal dan akhir tahun. Di mana dalam 10 tahun terakhir kenaikan ouflow mencapai 12,8% dan inflow meningkat sampai 18,0% per tahunnya.

“Dengan begitu, hingga akhir tahun ini, untuk UYD (Uang Yang Diedarkan) diperkirakan mencapai Rp620 triliun sampai dengan Rp630 triliun atau mengalami peningkatan antara 6%-7,5% dibandingkan akhir 2015 yang mencapai Rp586,7 triliun,” jelas dia.

Secara umum, kata dia, UYD akhir tahun lebih rendah 2%-3% dibandingkan dengan UYD pada Hari Raya Lebaran. UYD Lebaran 2016 ini, mencapai Rp642 triliun atau meningkat 6,4% dibandingkan UYD Lebaran 2015 yakni Rp603,5 triliun.

“Jadi, kebutuhan uang tunai selalu meningkat setiap tahunnya. BI selalu memenuhi kebutuhan uang tunai saat akhir tahun baik pada natal maupun tahun baru,” kata dia.

Menurut Yudi, persediaan uang tunai di BI secara nasional masih sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan uang menjelang natal dan akhir tahun, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahannya.

Untuk itu, BI pusat terus meningkatkan frekuensi dan kuantitas pengiriman uang dari Kantor Perwakilan BI.

“Makanya, untuk pemenuhan kebutuhan uang itu, telah dilakukan koordinasi baik secara intern dengan satuan kerja kas di Kantor Pusat BI dan Kantor Perwakilan BI, maupun koordinasi dengan pihak eksternal dengan stakeholder terkait,” pungkasnya.(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid