Pekerja membereskan stok beras di Gudang Beras Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018). Ketua MPR Zulkifli Hasan minta pemerintah untuk membatalkan rencana impor beras. Karena pelaksanaan impor yang dilakukan bersamaan dengan panen raya akan merugikan petani. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Inflasi dari kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) terutama harga beras dan daging ayam ras menjadi pendorong peningkatan tekanan inflasi di DKI Jakarta yang menjadi 0,43 persen (bulan ke bulan/mtm) atau 3,14 persen (tahun ke tahun/yoy).

Derasnya tekanan inflasi “volatile food” tercermin dari inflasi kelompok pengeluaran bahan makanan yang mencapai 2,28 persen (mtm).

“Kenaikan harga daging ayam ras dan beras menjadi pemicu utama inflasi kelompok pengeluaran ini. Masing-masing komoditas tersebut naik sebesar 5,39 persen dan 6,27 persen (mtm),” ujar Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta Fadjar Majardi di Jakarta, Kamis (1/2).

Kenaikan harga daging ayam ras disebabkan dampak lanjutan dari berkurangnya pasokan Day Old Chick (DOC), serta distribusi vaksin ayam yang belum merata. Adapun kenaikan harga beras disebabkan menurunnya pasokan beras dari daerah produsen.

Saat ini, kata Fadjar, tanaman padi di beberapa daerah sentra utama masih dalam masa tanam, yang berdampak pada terbatasnya pasokan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid