Suasana sebuah kawasan perkantoran di Jakarta, Jumat (6/5). Menurut Bank Indonesia, realisasi pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta selama triwulan I 2016 sebesar 5,62 persen, lebih rendah dibanding triwulan IV 2015. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/foc/16.

Jakarta, AKtual.com – Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2016 mencapai 5,02% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,19% (yoy).

“Meski lebih rendah dari triwulan sebelumnya, namun pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2016 tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar Direktur Eksekutif departemen Komunikasi BI, Tirta Segara di Jakarta, Senin (7/11).

Lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2016 terutama disebabkan oleh relatif terbatasnya pertumbuhan konsumsi Pemerintah dan ekspor. Pelemahan konsumsi Pemerintah dipengaruhi oleh kebijakan penghematan belanja Pemerintah. Sementara itu, pelemahan kinerja ekspor sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang belum kuat dan harga komoditas yang masih relatif rendah.

“Dari sisi investasi, masih minimnya peran investor swasta berdampak pada pertumbuhan investasi yang melambat di tengah berlanjutnya pembangunan proyek infrastruktur oleh Pemerintah. Sementara itu, konsumsi Rumah Tangga masih tumbuh cukup kuat didukung oleh perkembangan harga yang terjaga,” jelasnya.

Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2016 akan meningkat didorong oleh perbaikan konsumsi rumah tangga sejalan dengan inflasi yang terjaga dan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi. Selain itu, masa kampanye Pilkada serentak yang dimulai pada triwulan IV 2016 diperkirakan juga dapat mendorong pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit.

Di sisi investasi, implementasi Paket Kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan daya saing dan memperbaiki iklim investasi diharapkan dapat mendukung kinerja investasi. Di sisi lain, pelonggaraan moneter yang telah dilakukan secara terukur dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan  turut memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi, seiring dengan efektivitas transmisi kebijakan moneter  yang semakin baik ke depan.

“Bank Indonesia akan terus memonitor berbagai perkembangan baik domestik maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Dengan stabilitas makroekonomi yang terjaga, perekonomian Indonesia akan dapat tumbuh pada tingkat yang lebih tinggi secara berkesinambungan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka