Di sisi lain, dalam forum itu, Indonesia juga mendukung pembahasan manajemen aliran modal (capital flows management atau CFM). Menurut Agus, CFM diperlukan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan mencegah risiko dari volatilitas derasnya aliran modal.
“Indonesia juga mendukung upaya mengatasi kerentanan struktural dari kegiatan pengelolaan aset, shadow banking, transaksi di luar bursa, lembaga pengimbang sentral, permodalan Basel 3 dan risiko ‘misconduct’,” kata Agus.
Pertemuan G-20 di Baden-Baden Jerman, merupakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara anggota yang berlangsung pada 17-18 Maret 2017. Gubernur BI turut hadir bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka