Jakarta, Aktual.com – Gubernur Bank Indonesia mengungkapkan bahwa inflasi sepanjang 2016 diproyeksikan berada di bawah tiga persen atau lebih baik dibandingkan target Bank Indonesia di 3-5 persen, setelah pada pekan ketiga Desember 2016 inflasi bulanan sebesar 0,31 persen (month to month/mtm) dan tahunan 2,91 persen (year on year/yoy).
“Kalau Inflasi hingga Desember 2016 ini sebesar 2,91 persen, jadi secara tahunan akan ada di bawah tiga persen. Hal ini karena harga komoditas pangan bisa terjaga, dan kami harapkan terus terjaga di akhir tahun,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (30/12).
Agus menuturkan hingga pekan ketiga Desember 2016, inflasi bulanan sebesar 0,31 persen karena kenaikan harga tarif perhubungan udara, menyusul momentum liburan panjang Natal dan Tahun Baru 2017. Selain itu, inflasi Desember 2016 sebesar 0,31 persen juga karena kenaikan harga pada daging dan telur ayam.
BI belum merampungkan perhitungan perkiraan inflasi pada pekan keempat Desember 2016. Namun, lanjut Agus, jika inflasi Desember 2016 secara penuh berada di kisaran 0,31 persen, maka inflasi di bulan kedua belas tersebut merupakan inflasi terendah dalam tujuh tahun terakhir.
“Rata-rata di desember ini inflasi selama tujuh terakhir sebesar 0,65 persen (month to month/mtm),” ujar mantan Menteri Keuangan tersebut.
Sedangkan pada 2015, inflasi tahunan berada di 3,35 persen (yoy).
Untuk 2017, BI masih menargetkan pergerakan inflasi di 3-5 persen. Pada Januari 2017, BI akan melakukan pertemuan dengan pemerintah untuk membahas perkembangan inflasi, termasuk potensi kenaikan inflasi dari rencana pemerintah yang akan mengurangi subsidi energi.
Sementara dengan inflasi yang terjaga dan realisasi perbaikan kondisi ekonomi, BI memerkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2016 akan berada di kisaran 5,0 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka