Jakarta, Aktual.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta mencatat inflasi di Jakarta pada April 2022 sebesar 0,70 persen (month to month/mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya pada posisi 0,44 persen (mtm).
“Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan April 2022, inflasi indeks harga konsumen (IHK) Jakarta pada tahun berjalan tercatat sebesar 1,55 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy),” kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Endang Kurnia Saputra di Jakarta, Selasa (10/6).
Endang menyebutkan bahwa inflasi IHK DKI Jakarta secara tahunan pada April 2022 mencapai 2,63 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan realisasi pada periode sama tahun sebelumnya 0,91 persen (yoy).
Namun angka inflasi tahunan pada April 2022 itu lebih rendah dari angka inflasi nasional 3,47 persen (yoy).
Endang menjelaskan bahwa inflasi pada bulan April 2022 terutama bersumber dari inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok transportasi seiring dengan kenaikan permintaan komoditas pangan terutama daging ayam ras dan minyak goreng.
Dari kelompok transportasi, peningkatan harga bahan bakar non-subsidi dan permintaan transportasi udara menjelang libur Idul Fitri juga menjadi pemicu inflasi DKI Jakarta.
“Sampai dengan April 2022, komoditas bensin, daging ayam, bahan bakar RT, serta angkutan udara memberikan tekanan inflasi tertinggi,” ucapnya.
Tekanan inflasi tahun berjalan, lanjut dia, terutama bersumber dari komoditas bensin, daging ayam, bahan bakar rumah tangga (elpiji), angkutan udara, dan emas perhiasan.
Kenaikan bensin dan gas elpiji bersumber dari kenaikan bensin dan gas elpiji nonsubsidi.
Tekanan inflasi daging ayam ras terjadi akibat implementasi pengendalian kelebihan pasokan atau kelebihan stok lewat kebijakan culling dan cutting hatched egg (HE).
Untuk kenaikan tarif angkutan udara didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat terutama menjelang Idul Fitri.
“Lebih lanjut, kenaikan emas global juga mempengaruhi kenaikan harga emas perhiasan DKI Jakarta,” tutur dia.
Sebaliknya, tambah dia, deflasi komoditas beras dan cabai rawit terjadi seiring terpenuhinya pasokan pascapanen.
Kemudian komoditas minyak goreng turut memberikan andil deflasi karena penerapan harga eceran tertinggi (HET) yang sempat diberlakukan pemerintah.
“Lebih lanjut, penurunan biaya administrasi transfer uang juga memberikan sumbangan deflasi pada IHK DKI Jakarta,” ucap Endang.
Meski demikian, Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta mencatat ekonomi Jakarta mengalami pertumbuhan positif sampai 4,63 persen pada triwulan satu tahun 2022, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy) seiring dengan perbaikan tingkat konsumsi rumah tangga.
“Setelah tercatat kontraksi sebesar 1,94 persen (yoy) pada triwulan satu 2021, ekonomi DKI Jakarta pada triwulan 1 2022 tumbuh sebesar 4,63 persen (yoy), ini juga lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 3,64 persen (yoy),” ucap Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Endang Kurnia Saputra di Jakarta, Selasa.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin