Hal itu terlihat dari kenaikan cadangan devisa Indonesia hingga 126 miliar dolar AS per November 2017 akibat kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel sejak 2013. Selain itu kebijakan moneter yang ditempuh selama ini dianggap bisa mengurangi volatilitas dana keluar (capital outflow).

Fitch juga menyoroti kebijakan makroprudensial yang mampu menahan banyaknya pinjaman korporasi dari luar negeri. Stabilitas makroekonomi tersebut dipandang karena kebijakan anggaran fiskal yang kredibel dalam beberapa tahun terakhir.

Alasan lainnya adalah upaya sinergi Pemerintah dalam reformasi struktural yang mampu meningkatkan iklim investasi, seperti tercermin dari meningkatnya peringkat Kemudahan Berusaha. Hal ini juga mendorong penguatan sektor eksternal Indonesia seiring dengan meningkatnya aliran investasi langsung yang diperkirakan dapat menutup defisit transaksi berjalan dalam beberapa tahun ke depan.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby