Bank Sentral merasa percaya diri mengelola risiko stabilitas terutama dari domestik. Dalam keterangan resmi hasil Rapat Dewan Gubernur, bahkan Bank Sentral tidak menyiratkan kekhawatiran terhadap inflasi meskipun harga minyak dunia terus naik, dan pada Mei, Indonesia akan memasuki tren konsumsi tinggi karena Ramadhan.

“Kita sudah merekam semua tekanan, dan kita masih yakin inflasi di 3,5 persen plus minus satu persen,” ujar dia.

Dody juga mengatakan meskipun impor terus naik dan melebarkan defisit transaksi berjalan, besarannya masih dalam rentang yang sehat.

Kenaikan impor membuat Bank Sentral optimistis ekspansi swasta terus melaju, karena mayoritas impor adalah bahan baku dan barang modal.

“Meskipun transaksi berjalan defisitnya meningkat, itu masih dalam proyeksi kita di 2,1-2,5 persen PDB. Kita tidak menginginkan kenaikan suku bunga yang justeru ‘overkill’ terhadap momentum pertumbuhan ekonomi,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid