Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia memandang meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea menyusul diluncurkannya rudal oleh Korea Utara menjadi tekanan serius bagi stabilitas keamanan yang juga berdampak pada stabilitas keuangan global.
“Sebelumnya risiko geopolitik itu lebih banyak melihat dari kondisi Eropa. Tetapi terakhir kondisi Semenanjung Korea betul betul menjadi perhatian, dan ini sesuatu yang memang sebaiknya jangan sampai jadi kondisi yang menegangkan,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (31/8).
Instabilitas di kawasan semenanjung Korea ini pun, kata Agus, menjadi perhatian besar bagi Bank Indonesia dalam menentukan arah kebijakan di sisa tahun 2017.
Namun sejauh ini, ujarnya, krisis semenanjung Korea belum berdampak pada stabilitas ekonomi Indonesia. Jika ada fluktuasi pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kata Agus, masih dalam rentang yang terjaga dan membuat Bank Sentral nyaman.
“Inflasi terjaga, dan kita juga seperti disampaikan Presiden Joko Widodo, optimisme ini harus betul-betul dibangun, karena makro ekonomi kita dalam keadaan baik,” ujar dia.
Lebih lanjut, kata Agus, terjaganya kondisi makro ekonomi semestinya disadari para pelaku usaha. Saat ini, kata dia, menjadi momentum bagi pengusaha dan investor untuk berekspansi dan berinvestasi.
“Ini harus menjadi pesan untuk dunia usaha untuk betul-betul melakukan kegiatan usahanya secara lebih ekspansif,” ucapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby