Jakarta, Aktual.co — Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja perbankan di Banten pada triwulan III tahun 2014 melambat dibandingkan periode sebelumnya, baik dari sisi aset, kredit maupun dana pihak ketiga.
“Aset bank umum tumbuh 12,87 persen (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 20,33 persen (yoy),” ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Banten, Budiharto Setyawan di Serang, Selasa (25/11).
Sementara penyaluran kredit perbankan tumbuh 16,10 persen (yoy), juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II tahun 2014 yang mencapai 20,38 persen.
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun bank juga tercatat melambat yaitu menjadi 16,19 persen (yoy) dibandingkan triwulan II tahun 2014 yang mencapai 24,80 persen.
Budiharto menyampaikan hal itu dalam Forum Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional dengan tema “Peran Logistik dalam Mendorong Pembangunan Ekonomi dan Stabilisasi Harga di Provinsi Banten” “Tingkat risiko perbankan di Banten masih terjaga dengan tingkat yang relatif aman di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kebijakan makroekonomi yang ketat,” katanya.
Mengenai fungsi intermediasi perbankan, Budiharto mengatakan mengalami peningkatan sebagaimana tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang meningkat dari 70,81 persen pada triwulan II tahun 2014 menjadi 72,67 persen pada periode laporan.
Peningkatan tersebut didukung oleh meningkatnya LDR perbankan konvensional serta FDR (Financing to Deposit Ratio) perbankan syariah.
“Non-Permorming Loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah pada triwulan III tahun 2014 terindikasi masih relatif rendah meskipun meningkat dibanding triwulan sebelumnya yaitu 2,02 persen dari sebelumnya 1,91 persen,” katanya.
Transaksi pembayaran nontunai melalui fasilitas RTGS dari wilayah Banten mengalami peningkatan baik secara nilai maupun volume. Demikian juga dengan transaksi antarnasabah di provinsi Banten (from to) secara nominal.
Sementara itu, transaksi RTGS dari luar Banten ke Banten (to) mengalami penurunan meskipun penurunannya lebih rendah dari penurunan triwulan II tahun 2014. Kegiatan kliring tercatat mengalami penurunan baik secara nominal maupun secara volume.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















