Jakarta, Aktual.co — Permasalahan melebarnya perbedaan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan pertumbuhan kredit masih terus berlangsung hingga triwulan 1 tahun 2014. Meningkatnya pertumbuhan kredit yang tidak diimbangi dengan peningkatan sumber dana utamanya tersebut dikhawatirkan berdampak pada liquiditas bank, meningkatkan biaya dana bank, kewajiban jangka pendek perbankan demi memenuhi kebutuhan liquiditasnya, dan menurunnya Net Interest Margin (NIM) bank.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI), Darsono mengatakan bahwa industri perbankan sejauh ini masih dalam kondisi sehat. Hanya ada satu bank yang mengalami lonjakan kredit bermasalah (Non Perfoming Loan/NPL).
“Setelah stress test dilakukan, bank-bank kita masih sehat. Hanya ada satu bank saja yang NPL nya melonjak hingga 5,75 persen, namun itu tidak berpengaruh signifikan,” kata Darsono yang enggan emnyebutkan nama bank tersebut, di Kantor BI Jakarta, Rabu (10/12).
Sejalan dengan hal tersebut, BI menetapkan pertumbuhan kredit perbankan pada 2015 pada kisaran 15-17 persen. Hal tersebut dilihat dari kondisi liquiditas industri yang masih memadai dan situasi ekonomi saat ini.
“Liquiditas industri dalam kondisi memadai. Mempertimbangkan ekonomi masih berlangsung normal, 2015 kredit tumbuh 15-17 persen,” ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo.
Untuk diketahui, efisensi tersebut diukur dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Organisasi (BOPO) di perbankan nasional.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















