Jakarta, Aktual.com — Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto mengatakan kondisi industri perbankan di Tanah Air masih nisbi baik, kendati akhir-akhir ini nilai tukar rupiah terus melemah.
“Kalau kita melihat dari sisi SSK (stabilitas sistem keuangan) sendiri, semuanya kondisinya masih baik ya,” ujar Erwin saat ditemui di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat (21/8).
Erwin menuturkan, pihaknya sudah melakukan sejumlah “stress test” (uji tekanan) perbankan dan dengan nilai tukar rupiah sekarang yang mendekati Rp14.000 per dolar AS, kondisi bank-bank nisbi masih aman.
“Saya tidak bilang rupiah 14.000 (per dolar AS) itu kena kepada bank ya, karena kita juga sudah lakukan beberapa ‘stress test’. Kita melihat dolar itu paling dekat kaitannya dengan risiko pasar,” ucap Erwin.
Menurut dia, dari sisi risiko pasar, pihaknya melihat seberapa jauh surat-surat berharga yang dipegang bank akan terpengaruh akan penguatan dolar AS yang diindikasikan dengan ‘yield’ dari surat-surat berharga tersebut.
“Sementara ini, untuk surat berharga yang trading itu kondisinya masih oke dan jumlahnya juga tidak terlalu besar. Dari sisi risiko pasar, dari sisi bank belum terlihat ada satu indikasi yang membuat kita harus alert lagi,” ujarnya.
Terkait sampai berapa jauh pelemahan rupiah akan terjadi, Erwin sendiri tidak bisa memberikan penjelasan secara detil.
“Ini memang agak sulit ya. Kalau kita melihat kondisi di sektor riil, 100 korporat terbesar yang terbuka, itu memang mereka ‘profit’ kan, tapi menurun. Kita mengharapkan jangan sampai menurun terus sehingga korporat itu kehilangan atau berkurang kemampuan membayarnya,” tutur Erwin.
Berdasarkan kurs JISDOR BI pada Jumat, rupiah mencapai Rp13.895 per dolar AS, meningkat dibandingkan hari sebelumnya Rp13.838 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka