Salah satu upaya yang dilakukan BI adalah menyediakan Rupiah di daerah terdepan, terluar, dan terpencil. Oleh karena itu sejak Juli 2017, BI menyediakan Rupiah dari titik terdepan melalui penyediaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan layanan KUPVA di PBLN Skouw.

“Mudah-mudahan di lokasi yang nantinya lebih strategis jumlah pelintas batas yang menukarkan uang lebih meningkat,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, BI secara resmi juga membuka pekan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) Papua 2017. Mengangkat tema ‘Dengan Nontunai: Lebih Mudah, Lebih Aman, dan Lebih Keren!’, BI ingin masyarakat Papua kompak untuk memulai kebiasaan bertransaksi secara non tunai.

Sugeng menjelaskan sejak 14 Agustus 2014 BI telah mencanangkan GNNT ini sebagai upaya mendorong masyarakat menggunakan sistem dan instrumen pembayaran nontunai dalam transaksi pembayaran.

“Masyarakat dunia telah berangsur-angsur beralih dari transaksi uang tunai menjadi nontunai dalam kegiatan ekonominya. Bukan hanya di negara-negara maju, bahkan di negara-negara dunia ketiga seperti di Afrika pun, telah menggunakan Less Cash Society,” kata Sugeng.

Atas dasar itu, lanjutnya, BI sangat serius dalam melakukan sosialisasi di seluruh Indonesia mengenai GNNT, termasuk di Papua.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby