Jakarta, Aktual.co — Anjloknya nilai tukar Rupiah hingga di atas level Rp13.000 per Dolar Amerika Serikat (AS) dinilai masih dalam tahap aman oleh Bank Indonesia (BI). Padahal sebelumnya, saat Rupiah mencapai Rp12.000 per Dolar AS beberapa bulan lalu juga dinilai masih aman oleh BI.
Hal ini memunculkan spekulasi bahwa level psikologis BI terhadap Rupiah telah berubah. Dan beberapa pihak justru mengatakan seolah BI tidak peduli dengan depresiasi Rupiah.
“Tidak benar itu, BI tetap komitmen jaga stabilitas Rupiah sesuai fundamental. Dibandikan tingkat depresiasi Rupiah dengan mata uang lain, Rupiah melemah 0,3 persen terhadap Dolar AS,” ujar Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo saat konferensi pers di Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa (10/3).
Lebih lanjut dikatakan dia, jika dibandingkan dengan pelemahan mata uang Malaysia terhadap Dolar AS mencapai 1,14 persen, Singapura 1,06 persen, dan Korea 0,9 persen. Menurutnya, pelemahan Rupiah lebih baik jika dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara lain terhadap Dolar AS.
Selain itu, Perry juga mengatakan bahwa BI tidak mempunyai target kurs. Pelemahan Rupiah saat ini baik untuk mendorong ekspor dan dapat mengurangi impor konsumtif.
“Sasaran kami sesuai dengan fundamental, maka level kurs sekarang cukup bagus,” kata dia.
Sejalan dengan hal tersebut, sebelumnya Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M Juhro dalam pelatihan wartawan di Bandung mengatakan bahwa pelemahan Rupiah saat ini masih dalam tahap yang wajar. Menurutnya, upaya BI untuk melakukan intervensi terhadap Rupiah bertujuan untuk menjaga stabilitas keuangan.
“Memang terhadap Dolar AS dengan fenomena yang sekarang ini memang bukan Rupiah yang melemah, sebenarnya tapi Dolar AS yang menguat. Itu yang harus maknai bahwasanya kalau pelemahan ini juga masih dalam taraf yang wajar,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















