Jakarta, Aktual.co — Selama Oktober ini nilai tukar rupiah berada pada level Rp12.000 per dolar AS. Hal ini mendapat tanggapan yang serius dari Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. Menurutnya, rupiah saat ini menjadi hal yang fundamental.

“Jika defisit transaksi berjalan tidak segera diatasi, rupiah akan sulit untuk kembali menguat,” ujar Agus di kantornya, Jakarta, Kamis (30/10).

Selain itu, dengan adanya isu kenaikan suku bunga AS juga mempengaruhi nilai tukar rupiah. Sejak 2013 lalu menurut Agus langkah normalisasi kebijakan The Fed dan defisit transaksi berjalan sangat mempengruhi kurs rupiah.

“Ini cerminan rupiah yang dalam banyak hal dipengaruhi normalisasi The Fed,” pungkasnya.

Sampai saat ini pihak BI masih terus menjaga agar fluktuasi kurs rupiah terkendali dan sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi yang ada.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka