Bank Indonesia (BI) menilai peningkatan pertumbuhan ekonomi bukanlah hal yang utama. Melainkan terjaganya stabilitas moneter, termasuk inflasi yang rendah, nilai tukar yang bersaing. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia menyatakan laju inflasi hingga minggu keempat Maret 2020 tercatat sebesar 0,13 persen atau lebih rendah dari periode Februari.

Pernyataan Bank Indonesia yang diterima di Jakarta, Jumat (27/3), menyebutkan pencatatan itu berdasarkan survei pemantauan harga yang rutin dilakukan setiap pekan.

Dengan pemantauan sementara itu, maka tahun kalender Januari-Maret 2020 tercatat 0,80 persen, dan secara tahunan (yoy) sebesar 3,0 persen.

Penyumbang inflasi pada periode laporan berasal dari komoditas emas perhiasan 0,06 persen, jeruk 0,04 persen, telur ayam ras dan gula pasir masing-masing 0,03 persen.

Selain itu, bawang merah 0,02 persen serta kangkung, bayam, nasi dengan lauk dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sementara itu, komoditas utama penyumbang deflasi yaitu cabai merah 0,09 persen, cabai rawit 0,03 persen serta bawang putih, tomat, daging ayam ras, minyak goreng dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga dari minggu sebelumnya antara lain emas perhiasan, gula pasir, jeruk dan bawang merah. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabai merah.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Februari 2020 sebesar 0,28 persen karena adanya kenaikan harga bawang putih dan cabai merah.

Dalam periode ini, bawang putih menyumbang andil inflasi sebesar 0,09 persen dan cabai merah menyumbang andil inflasi senilai 0,06 persen.

Komoditas lain yang menjadi penyumbang inflasi adalah daging ayam ras, jeruk, rokok kretek filter, beras, minyak goreng, rokok putih, cabai rawit, bawang bombai dan kentang.