Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) akan terus memantau perkembangan komunikasi Bank Sentral AS (The Fed) dari waktu ke waktu yang dapat berdampak kepada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Faktor teknikal dari komunikasi The Fed ini akan berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar dari waktu ke waktu,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam jumpa pers RDG di Jakarta, Kamis (18/11).
Ia menjelaskan kebijakan The Fed terkait normalisasi kebijakan moneter saat ini sedang ditunggu-tunggu para pelaku pasar maupun investor global karena bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang dunia.
Untuk itu, ia memastikan BI akan terus menjaga fundamental nilai tukar rupiah, seiring dengan membaiknya kegiatan perekonomian dan neraca transaksi berjalan (CAD) yang rendah, agar kurs terus bergerak stabil.
“Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar,” katanya.
Saat ini, posisi nilai tukar rupiah pada 17 November 2021 melemah 0,53 persen secara point to point dan 0,56 persen secara rerata dibandingkan dengan level Oktober 2021.
Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut disebabkan oleh aliran masuk modal asing yang terbatas di tengah persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik dan terjaganya pasokan valas domestik.
Dengan perkembangan tersebut, rupiah sampai 17 November 2021 tercatat terdepresiasi sebesar 1,35 persen (ytd) dibandingkan level akhir 2020, lebih rendah dibandingkan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India, Malaysia, dan Filipina
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arie Saputra