Karyawan jasa penukaran uang asing menunjukkan dolar Amerika di Masayu Agung, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2018). Nilai tukar rupiah terhadap dolar atau kurs kembali menurun, yakni dari sebelumnya sebesar Rp 14.734 per USD pada Kamis (30/8/2018) naik menjadi Rp 14.800 per USD pada pukul 07.00 WIB. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, terjadinya penguatan rupiah hingga kembali di bawah level Rp15.000 per dolar AS akibat membaiknya pasar keuangan di negara berkembang.

“Situasi pasar keuangan di ‘emerging market’ termasuk Indonesia, dalam dua hari ini, membaik cukup signifikan,” ujar Mirza di Jakarta, Jumat (2/11).

Mirza menjelaskan salah satu pemicu membaiknya situasi di pasar keuangan tersebut adalah adanya kemajuan dalam perundingan perdagangan antara AS dengan China yang direspon positif oleh para pelaku pasar finansial.

Selain itu, pemicu lain dari apresiasi rupiah adalah data perekonomian AS terbaru yang tidak menggembirakan, sehingga menyebabkan terjadinya perlemahan dolar AS.

“Data terakhir ini menunjukkan bahwa AS sudah mulai kehilangan daya pacunya. Memang masih kencang, tapi daya pacunya tidak sekencang di awal tahun ini,” ujar Mirza.

Dalam menanggapi fenomena penguatan rupiah, Mirza memastikan bank sentral tidak melakukan intervensi karena situasi ini terjadi murni akibat pergerakan eksternal.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid