“Itu menguat karena ‘supply and demand’,” katanya.

Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat sebesar 134 poin menjadi Rp14.981 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.115 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova mengatakan bahwa pandangan “overweight” pada pasar ekuitas Indonesia berdampak positif bagi kurs rupiah.

“Permintaan terhadap rupiah meningkat akibat pandangan itu, dana asing masuk ke pasar keuangan kita, terutama saham,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pelaku pasar juga sedikit mengabaikan kebijakan The Fed pada Desember 2018 yang kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga acuan.

Menurut Rully, pelaku pasar lebih cenderung fokus pada sentimen yang sedang beredar, terutama dalam negeri.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid