Perkuat Manufaktur

Permintaan domestik juga mengalami hal serupa karena kondisinya tak bisa lepas terhadap ekspor. Maka itu, Dody mengingatkan, dampak lanjutan dari perang dagang harus segera diantisipasi. Hal itu bisa diantisipasi dengan memperkuat sektor industri manufaktur unggulan, di antaranya tekstil, otomotif, dan alas kaki, agar ekspor volume dan nilai ekspor Indonesia meningkat.

Namun, kata Dody, tidak mudah mengembangkan industri manufaktur yang lebih kuat pada masa depan terutama untuk menopang ekspor. Setidaknya dibutuhkan kompeten sumber daya domestik yang kuat.

“Perusahaan manufaktur di Indonesia menemukan berbagai kendala dalam melakukan bisnis, mulai dari infrastruktur, tenaga kerja hingga regulasi,” ucapnya.

Oleh karena itu, diperlukan strategi dalam pengembangan industri manufaktur dengan berfokus pada industri-industri prioritas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

“Sejak 2015 pemerintah telah menerapkan 16 paket reformasi. Paket-paket ini bertujuan secara luas untuk menghilangkan hambatan dalam melakukan bisnis, mendorong ekspor dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Inisiatif ini fokus pada semua sektor dan industri, termasuk sektor manufaktur,” katanya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin