Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia menyatakan perkembangan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal III tahun 2015 mengalami perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya pada tahun yang sama.
“Saat ini posisi ULN Indonesia mencapai 302,4 miliar dolar Amerika Serikat yang turun tipis sekitar 0,68 persen dibandingkan dengan kuartal II sebesar 304,5 miliar dolar amerika serikat,” kata Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Hendy Sulistiowati di kompleks BI, Jakarta, Jumat (20/11).
Penurunan ULN pada kuartal III tahun 2015 ini, kata dia, dikarenakan adanya perlambatan utang luar negeri publik dan swasta yang jika dilihat secara tahunan, pertumbuhan ULN Indonesia melambat dari 6,2 persen menjadi 2,7 persen.
Selain itu, penurunan ULN sampai dengan September 2015 ini, juga dikarenakan turunnya kepemilikan nonresiden atas surat utang sektor publik maupun swasta.
“Bila dibandingkan kuartal II tahun 2015, loan agreement sektor publik mengalami kenaikan sedangkan sektor swasta turun,” kata Hendy.
Penurunan posisi dan pertumbuhan ULN ini juga, ujar Hendy, dikarenakan adanya perlambatan tingkat perekonomian yang memicu penurunan tingkat konsumsi rumah tangga sehingga produsen menghentikan produksinya.
“Dengan perlambatan sedemikian rupa, otomatis kan produksi juga juga tidak banyak jadi kegiatan usaha yang melambat itu sebabkan lebih banyak ‘nett outflow’ atau lebih banyak membayar utang daripada memasukan utang jadi posisinya otomatis akan turun,” kata dia.
Dari informasi yang dihimpun Antara, 93,7 persen utang luar negeri (ULN) jangka pendek Indonesia dimiliki oleh swasta.
Posisi ULN sektor swasta turun 1,7 miliar dolar amerika serikat, terutama disebabkan oleh turunnya ULN keuangan, selain industri pengolahan, pertambangan, listrik dan gas air minum, komunikasi serta perdagangan.
“Sementara itu, posisi ULN sektor publik turun 0,4 miliar dolar amerika serikat, terutama disebabkan oleh turunnya ULN pemerintah,” katanya menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan