Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara memberikan konferensi pers terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (16/6). RDG BI pada 15-16 Juni 2016 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,5 persen dengan suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen dan Lending Facility turun sebesar 25 bps menjadi 7 persen dan berlaku efektif pada 17 Juni 2016. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia memerkirakan penjualan eceran sepanjang September 2016 meningkat, ditandai dengan pertumbuhan tahunan Indeks Penjualan Riil yang sebesar 15,7 persen karena tingginya konsumsi makanan, dan juga perlengkapan rumah tangga.

“Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil September 2016 yang sebesar 15,7 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan Agustus yang 14,4 persen (yoy),” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menjelaskan Survei Penjualan Eceran di Jakarta, Selasa (11/10).

Peningkatan penjualan eceran antara lain, menurut Tirta, karena penjualan kelompok makanan diperkirakan tumbuh 17,4 persen secara tahunan (year on year/yoy), kemudian di penjualan suku cadang dan aksesoris tumbuh 28,1 persen (yoy), serta kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya 20,3 persen (yoy).

“Peningkatan penjualan eceran diperkirakan terjadi pada mayoritas kelompok barang, kecuali peralatan informasi dan komunikasi,” ujarnya.

Namun survei BI tersebut melihat terdapat potensi kenaikan harga pada November 2016 yang terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan mendatang (dari Agustus) yang meningkat 1,8 poin menjadi sebesar 122,5 poin.

Dari sisi penjualan pada November 2016, survei BI mendeteksi akan terjadi perlambatan. Indikasinya, Indeks Ekspetasi Penjualan (IEP) menjadi 127,5 poin lebih rendah dari OKtober 2016 yang sebesar 129,6. Perkiraan penurunan penjualan juga, menurut survei BI masih terjadi di Februari 2017.

“Hal ini menurut responden karena faktor musiman yakni menurunnya permintaan masyarakat pada November dan Februari,” katanya.

Adapun untuk enam bulan mendatang yakni Februari 2017, harga barang juga diperkirakan meningkat dibandingkan Januari 2017, tercermin dari IEH enam bulan mendatang sebesar 132,4 poin lebih tinggi dibandingkan 131,4 pada bulan sebelumnya.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan