Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) mengatakan peredaran uang palsu di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah sangat kecil. Pasalnya, peredaran uang palsu di pulau terpencil Sulawesi ini akan sangat mudah ditemukan, sejalan dengan kebudayaan masyarakatnya.

“Biasanya kalau mereka transaksi dalam jumlah besar, katakanlah Rp100 juta untuk panen cengkeh seperti saat ini. Biasanya tidak semuanya menggunakan uang baru, sebagian uang lama/lusuh. Nah yang uang barunya ini mereka chek di bank terdekat, asli atau palsu,” ujar Komando Tim Penukaran Uang BI, Entol Mahyuda di Pelabuhan Laut Banggai, Sulawesi Tengah, Minggu (13/9).

Lebih lanjut dikatakan dia, masyarakat Banggai sudah cukup pintar dalam memastikan keaslian uang. “Kalau dirasa ada yang tidak beres, pertama mereka lakukan 3D (Dilihat, Diraba, dan Diterawang), lalu biasanya mereka akan cepat ke bank terdekat,” jelasnya.

Untuk diketahui, saat ini BI terlibat dalam Ekspedisi Bhakti Kesejahteraan Rakyat Nusantara (Bhakesra) 2015 di Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah yang berlangsung sejak Jumat (11/9) lalu. Kegiatan yang dilakukan BI selama Bhakesra adalah penukaran uang baru, sosialisasi dan survei uang lusuh, pembangunan solar sell, serta pembangunan tower listrik di daerah yang belum teraliri listrik.

Setelah Kabupaten Banggai, tim Bhakesra yang menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh 593 juga akan mengunjungi daerah di Sulawesi lainnya, yaitu Togean dan Parigi untuk melakukan beberapa kegiatan Kesejahteran Rakyat lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka