Jakarta, Aktual.com — Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Doni P Joewono memperkirakan pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta pada semester II 2015 diperkirakan akan terus membaik setelah pada triwulan II 2015 tumbuh 5,15 persen, lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya 5,08 persen.

“Kondisi ini didukung peningkatan optimisme konsumen seperti tercermin pada meningkatnya Indeks Tendensi Konsumen (BPS) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (BI), serta adanya stimulus dari pengeluaran pemerintah DKI Jakarta yang diprakirakan semakin meningkat mulai triwulan III 2015,” ujar Doni dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (6/8).

Selain itu, lanjut Doni, pertumbuhan investasi diprakirakan membaik pada triwulan III-2015 seiring dengan semakin meningkatnya belanja modal pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur.

“Hal itu sejalan dengan berbagai upaya khusus yang dilakukan pemerintah untuk mendorong percepatan realisasi belanja modal,” kata Doni.

Doni menambahkan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta akan terus memonitor berbagai perkembangan baik di tingkat regional, nasional, maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II 2015 tumbuh 5,15 persen (yoy), membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 5,08 persen (yoy). Angka pertumbuhan tersebut sedikit berada di bawah prakiraan Bank Indonesia sebesar 5,20% (yoy). Perkembangan pertumbuhan ekonomi pada periode ini sejalan dengan berbagai indikator yang dipantau oleh Bank Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.

Membaiknya pertumbuhan terutama bersumber dari sektor konstruksi terkait dengan peningkatan kegiatan proyek infrastruktur, dan dari sektor jasa-jasa terutama pada sektor Pendidikan, Transportasi, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. Perbaikan di sektor-sektor jasa tersebut sejalan dengan peningkatan belanja pendidikan baik dari pemerintah pusat maupun daerah, peningkatan frekuensi penerbangan menyusul dibukanya bandara Halim PK untuk penerbangan komersial, dan mulai meningkatnya tingkat hunian hotel menyusul pelonggaran pelarangan dinas di hotel dari pemerintah.

Sementara sektor utama ekonomi DKI Jakarta, yaitu sektor perdagangan dan sektor Jasa Keuangan tumbuh melemah seiring dengan melemahnya kegiatan konsumsi, baik pada konsumsi Rumah Tangga maupun konsumsi Pemerintah. Kegiatan investasi juga mengalami pelemahan yang cukup dalam terutama pada kelompok investasi nonbangunan. Perkembangan ini berdampak pada menurunnya kinerja sektor keuangan dengan melemahnya pertumbuhan kredit.

Di sisi eksternal, kinerja ekspor barang dan jasa juga mengalami pelemahan sejalan dengan terus melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia. Perkembangan ini terutama terjadi pada kinerja ekspor jasa yang terkontraksi akibat semakin turunnya jumlah kunjungan wisman. Sebaliknya, kinerja ekspor barang mengalami peningkatan terutama pada komoditas kendaraan yang mampu memanfaatkan pasar luar negeri.

Sejalan dengan itu, sektor industri pada periode laporan juga tumbuh meningkat terdorong oleh peningkatan produksi kendaraan. Sementara itu, kinerja impor semakin terkontraksi akibat pelemahan permintaan regional DKI Jakarta dan pelemahan nilai tukar rupiah. Di sisi perdagangan antar wilayah, pelemahan ekonomi nasional dari 4,72 persen menjadi 4,67 persen berdampak pada terkontraksinya kinerja net perdagangan antar wilayah DKI Jakarta.

Artikel ini ditulis oleh: