Petugas beraktifitas pada sekitar ruang yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/7). IHSG ditutup melemah 0,65 persen atau 31,96 poin ke posisi 4,869.85 pada penutupan bursa saham sebelum libur lebaran dan akan kembali diperdagangkan pada Kamis (23/7) mendatang. ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna/ed/pras/15

Jakarta, Aktual.com — Tren penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), bakal terus berlanjut pada perdagangan hari ini. Hal ini karena adanya sentimen positif terkait estimasi penurunan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate).

Meski begitu, pelaku pasar tetap mesti cermat untuk mengamati pasar untuk mengkoleksi saham mana saja yang patut dilirik.

Menurut analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Wijanarko, keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunganya atau The Fed Fund Rate lagi pada Maret nanti telah memberikan kepastian investasi.

“Sehingga ada ruang untuk BI kembali menurunkan BI rate lagi,” jelas Yuganur dalam analisa hariannya, Kamis (18/2).

Untuk itu, lanjut dia, dengan adanya potensi penguatan IHSG tersebut, mesti direspons para pelaku pasar dengan mengakumulasi saham-saham yang sensitif dengan kebijakan suku bunga, seperti empat saham berikut ini.

1. BBRI dengan target trading di level Rp.12.550.

Secara teknikal, pola perbaikan tren jangka pendek dan menengah pada emiten perbankan BUMN ini membuatnya menarik untuk di akumulasi, melihat kinerja ekspektasi earnings ke depan ada pada skenario kenaikan menuju resisten psikologis Rp12.550.

2. PTBA dengan target trading di level Rp4.650.

Harga minyak mentah dunia yang berada pada level terendah sejak sepuluh tahun terakhir dan valuasi sektor yang cukup murah, membuat saham batubara menarik untuk diakumulasi dalam jangka menengah.

3. BSDE dengan target trading di level Rp1.900.

Secara teknikal, perbaikan tren jangka pendek dan menengah pada emiten properti ini dapat  digunakan sebagai peluang akumulasi untuk kontinuasi kenaikan jangka pendek dan menengah ke level Rp1.900.

4. WSKT dengan target trading di level Rp2.075.

Pola perbaikan momentum dalam tren jangka pendek dan menengah pada emiten konstruksi BUMN ini dapat digunakan sebagai peluang trading mengikuti kontinuasi kenaikan berikutnya di atas resisten psikologis Rp2.075.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan