Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubenur di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (17/11). Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan Suku Bunga Bank Indonesia sebesar 7,50 persen. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) kembali melonggarkan kebijakan suku bunga perbankan (BI Rate) dan Giro Wajib Minimum (GWM). Kali ini BI Rate yang semula 7,25 persen diturunkan 25 bps menjadi 7,0 persen. Sementara GWM dari 7,5 persen menjadi 6,5 persen. Dipangkas sebesar 1 persen.

“Karena dari kondisi moneter perlu ada likuiditas tinggi dan ada ruang untuk dilonggarkan, maka saat ini kami respon dengan menurunkan BI Rate dan GWM primer,” kata Gubernur BI, Agus Martowardojo seusai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Gedung BI, Jakarta, Kamis (18/2).

Namun penurunan GWM Primer ini tidak otomatis. Tapi akan diberlakukan mulai 16 Maret 2016 nanti.

Menurut dia, dengan adanya penurunan suku bunga dan GWM ini untuk mendorong upaya penggenjotan likuiditas lebih lanjut. Bahkan dengan adanya pelonggaran dua kebijakan ini, akan menambah likuiditas perbankan sebanyak Rp34 triliun.

“Jadi dengan penurunan ini akan menambah likuiditas perbankan mencspai Rp34 triliun. Sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi,”

Dengan penurunanan ini, BI mulai terhafap pertumbuhan ekonomu akan lebih baik. BI tetap mematok pertumbuhan di kisaran 5,2-5,6 persen. “Namun dengan kebijakan ini kami lebih optimis. Sehingga yang semula lebih batas bawah, tapi saat ini lebih ke batas tengah. Jadi bisa di 5,4 persen,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan