Jakarta, Aktual.com — Seiring penurunan suku bunga acuan perbankan (BI Rate) medio bulan ini, dari 7,5 persen menjadi 7,25 persen, mestinya suku bunga kredit di perbankan juga otomatis turun. Namun faktanya masih banyak bank yang masih belum menurunkan suku bunga pinjamannnya (lending rate).
Seperti yang diakui PT Maybank Indonesia Tbk. “Secara otomatis suku bunga kredit kami akan disesuaikan. Tapi masalahnya, suku bunga kredit itu tidak akan serta merta turun karena ada perjanjian kredit,” tandas Direktur Keuangan Maybank Indonesia, Thila Nason, di Jakarta, Senin (25/1).
Kata dia, pihaknya tentu sangat mendukung penurunan BI Rate ini. Dengan kebijakan itu menunjukan kemampuan BI untuk membuat dunia perbankan untuk melonggarkan likuiditasnya dengan menurunkan interest rate.
“Apalagi memang di tengah kondisi perekonomian yang menantang seperti saat ini, tentu penurunan BI Rate menjadi penting,” kata dia.
Dengan kebijakan itu, Maybank juga berharap ada penurunan suku bunga dana pihak ketiga (DPK) atau GWM Rate (giro wajib minimum). Yang pada akhirnya akan menurunkan suku bunga kredit.
“Dengan penurunan BI Rate ini akan membuat sedikit bank kami bergairah,” lanjutnya.
Dengan begitu, pihaknya juga menargetkan pertumbuhan pengucuran kredit sebanyam 11-12 persen seperti yang ditargetkan BI dan Otoritas Jasa Keuangan. “Kredir kami targetkan naik, maka DPK juga kami targetkan naik lebih tinggi 1-2 persen dari target kredit,” tegas dia.
Tapi ketika disinggung lagi, kapan tepatnya suku bunga kredit itu akan diturunkan? Maybank tidak bisa menegaskan kapan waktu tepatnya. “Pokoknya kami akan turunkan secepatnya,” dalih dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan