Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah menyiapkan jumlah kebutuhan uang tunai selama periode Ramadhan dan Idul Fitri 1436 H sebesar Rp15 trilun. Perhitungan itu sesuai proyeksi rekapitulasi kebutuhan per tanggal 22 Juni 2016 sudah mencapai Rp12 miliar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Iskandar Simorangir mengatakan, jumlah penyediaan uang bertujuan mengantisipasi kebutuhan penarikan maupun penukaran di seluruh seluruh wilayah Jateng. Hal itu sejalan dengan perhitungan teori permintaan riel sebesar 12 persen, namun perputaran begitu cepat bisa mencapai 21 persen, jika sesuai teori content ekonomi.
“Pertumbuhan ekonomi Jateng tumbuh 5,5 % seiring dengan perputaran uang sekitar 21,5-22 %, sesuai rumus filosofi money. Pertumbuhan ekonomi dikalikan inflasi 6,8 persen. Perhitungan secara agregat, kita total, ketemulah angkanya,” ujar Iskandar di kantor BI Perwakilan Jateng, Semarang, Selasa (23/6).
Menurutnya, jumlah kebutuhan uang yang disediakan tahun ini lebih besar dengan selisih Rp3,3 triliun. Sedangkan, tahun lalu persediaan uang hanya sebesar Rp11,7 triliun. Adapun jumlah penarikan oleh masyarakat pada tahun 2014 mencapai Rp395 miliar. Khusus untuk Kantor Perwakilan wilayah BI Provinsi Jateng, realisasi jumlah penarikan oleh perbankkan mencapai Rp4,2 trilun dan jumlah penukaran oleh masyarakat mencapai Rp123 miliar.
“Jumlah ketersediaan itu khusus di wilayah Jateng, baik kebutuhan penarikan uang maupun penukaran yang ada di Semarang, Purwokerto, Solo maupun Tegal,” ujar dia.
Rata-rata penukaran didominasi uang pecahan berupa Rp5 ribu mencapai (34,1 %), pecahan Rp10 ribu (17,2 %), dan pecahan Rp20 ribu (18,5%) dan Rp5 ribu (18,5 %).
“Khusus di Jateng, penukaran uang pecahan didominasi Rp5 ribu atau 34,1 % dan Rp2 ribu atau 17,7 %. Jadi itu memang sejalan dengan peningkatan pertumbuhan masyarakat. Maka, uang pecahan yang banyak ditukarkan itu Rp5 ribu,” ujarnya.
Menurutnya, pecahan uang yang diminati masyarakat diperkirakan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2014 lalu, penukaran uang di wilayah Jateng yang didominasi pecahan Rp5 ribu (24,5 %), pecahan Rp10 ribu (23,8 %), dan pecahan Rp20 ribu (22,9 %).
Dijelaskan peningkatan ketersediaan uang itu terjadi karena pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tumbuh 5,5 % per tri wulan II. Selain itu, inflasi 8,6 persen pada bulan Juni meningkat yang didorong dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan kebutuhan barang-barang pokok.
“Perkiraan itu sudah diantisipasi berdasarkan kebutuhan jumlah penduduk maupun penarikan uang. Jadi, tidak usah khawatir tidak ada kekurangan saat lebaran nanti,” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka