Jika hambatan-hambatan dalam pemanfaatan teknologi digital dapat diatasi, Agus memerkirakan digitalisasi ekonomi mampu memberikan nilai tambah sebesar 150 miliar dolar AS terhadap PDB Indonesia pada 2025.
Adapun di beberapa Bank Sentral, termasuk Bank Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir juga sudah mulai memanfaatkan layanna revolusi digital dengan optimalisasi “Big Data” guna mendukung proses pengambilan keputusan.
Di BI, layanan “Big Data” dapat memperkuat proses pengambilan keputusan di sektor Moneter, Pasar Keuangan, Stabilitas Sistem Keuangan (SSK), Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SP-PUR).
“Kami meyakini bahwa revolusi digital yang tengah berlangsung ini apabila dapat dimanfaatkan dengan baik akan mampu membawa Indonesia pada lintasan pertumbuhan ekonomi sekira tujuh persen per tahun,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka