Jakarta, Aktual.co — Pencabutan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah seharusnya dilakukan sejak tiga tahun yang lalu. Hal tersebut diungkapkan oleh mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanudin Abdulla.

“BBM itu sudah terlalu lama didiskusikan, seharusnya BBM itu naik tiga tahun yang lalu,” kata Burhanudin saat ditemui di Wisma Intra Asia Tebet, Jakarta, Rabu (22/10).

Ia mengaku setuju dengan rencana Pemerintahan baru yang berencana menaikan harga BBM Subsidi pada November tahun ini.

“November? Oh bagus, semakin cepat semakin bagus,” tuturnya.

Terkait dampak dari kenaikan harga BBM, ia menjelaskan bahwa dampaknya tentu sudah dihitung sesuai dengan besaran kenaikan harga tersebut.

“Tentu sudah dihitung. Kalau seribu akan sekian, kalau dua ribu akan sekian, kalau tiga ribu akan sekian,” ungkapnya.

Ia mengaku optimis bahwa langkah menaikan atau mencabut subsidi BBM guna membenahi APBN dan ruang fiskal merupakan langkah strategis yang tepat. Ia juga yakin jika Pemerintah memiliki cara tepat menaikan harga BBM agar seiring dengan daya beli masyarakat.

“Tergantung bagaimana kita menaikan subsidi. Di masa lalu kita pernah melakukan hal yang sama, dan kita cukup berpengalaman dalam menaikan subsidi BBM. Saya kira apa yang dilakukan pada 2005 itu bagus, kan naik hampir 120 persen dan dapat berjalan dengan baik,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka