Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubenur di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (17/11). Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan Suku Bunga Bank Indonesia sebesar 7,50 persen. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/15.

Jakarta, Aktual.com —  Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi sepanjang 2015 berada di bawah tiga persen (yoy) yang didorong berlanjutnya stabilitas harga bahan pangan (volatile food) dan hilangnya efek kenaikan harga bahan bakar minyak.

“Kami menargetkan inflasi secara keseluruhan tahun 2015 di kisaran empat persen plus minus satu persen, tetapi terdapat potensi inflasi di bawah tiga persen (yoy),” kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (18/11).

Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2015 mengalami deflasi yakni tercatat sebesar 0,08 persen (mtm) atau inflasi secara tahunan sebesar 6,25 persen.

“Deflasi pada kelompok ‘volatile food’ seiring berlanjutnya koreksi harga bahan pangan. Sehingga, inflasi Januari-Oktober 2015 (ytd) tercatat sebesar 2,16 persen,” ujarnya.

Menurut Agus, deflasi kelompok “volatile food” didukung oleh pasokan komoditas pangan yang membaik.

Selain itu, lanjutnya, inflasi inti dan inflasi “administered prices” November 2015 juga tergolong rendah dibandingkan historisnya.

“Inflasi inti mencapai 0,23 persen (mtm) atau 5,02 persen (yoy) seiring dengan menguatnya rupiah, masih terbatasnya permintaan domestik, dan terkendalinya ekspektasi inflasi,” katanya.

Ia menambahkan, inflasi harga diatur pemerintah (administered price) juga rendah didorong oleh penurunan harga solar dan masih berlangsungnya dampak penurunan harga elpiji 12 kilogram.

“Perkembangan inflasi hingga Oktober 2015 tersebut menunjukkan bahwa stabilitas harga terkendali,” ujar Agus

Artikel ini ditulis oleh:

Eka