Menkeu Bambang Brodjonegoro (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kiri) di sela-sela pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Shanghai, Tiongkok, Jumat (26/2). Pertemuan yang diikuti seluruh menteri keuangan dan gubenur bank sentral negara-negara anggota G20 tersebut membahas situasi ekonomi global terkini untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan berlangsung pada 26-27 Februari 2016. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/pd/16.

Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia mengingatkan ancaman inflasi akan meningkat pada semester II 2016 karena terjadinya fenomena la nina yang membuat curah hujan lebih tinggi dan membawa musim kemarau basah.

“Kita lihat hingga akhir April (inflasi) masih terjaga dengan inflasi tahunan 3,6 persen (year on year/yoy), namun di semester kedua perlu waspada karena ada La Nina, periode basah,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (20/5).

La nina merupakan fenomena mendinginnya suhu muka laut di Samudra Pasifik area khatulistiwa yang mendorong bertambahnya suplai uap air bagi wilayah Indonesia.

La Nina akan membuat hujan pada akhir musim kemarau 2016 sehingga kemungkinan menimbulkan apa yang disebut sebagai musim kemarau basah.

Dengan curah hujan yang tinggi, La Nina juga bisa menyebabkan banjir dan longsor, apalagi jika timbul berbarengan dengan periode musim ujan pada Oktober -Desember.

Dampak dari La Nina itu yang dikhawatirkan dapat menganggu pasokan barang terutama bahan makanan sehingga dapat merusak stabilitas harga, terutama harga pangan yang pada akhirnya akan mengerek laju inflasi.

Menurut Agus, ancaman tertinggi saat ini yang berpotensi menaikkan inflasi adalah harga bahan makanan bergejolak (volatile food), terutama harga pangan. Sedangkan, kontribusi harga barang yang diatur pemerintah (administered prices) sudah menurun terhadap inflasi.

“Itu perlu diperhatikan karena bisa terjadi sebetulnya untuk satu daerah misalnya Pulau Jawa atau Sumatra itu ketersediaan pangan ada tapi di pulau lain tidak tersedia sehingga kemudian terjadi inflasi yang bisa berpengaruh ke inflasi nasional,” katanya.

Bank Indonesia ingin menjaga laju inflasi di empat persen plus minus satu persen. Hingga April 2016, inflasi tahunan berada di 3,6 persen, sedangkan inflasi tahun berjalan sebesar 0,16 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan