Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap maraknya peredaran uang palsu (Upal) yang biasa terjadi saat Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Dalam operasi terakhir yang dilakukan pihaknya dan Kepolisian RI, ditemukan 18 ribu uang lembar palsu. Tanpa merinci spesifik, Ronald menyebut mayoritas uang palsu tersebut ditemukan di Pulau Jawa, khususnya di kota-kota sentra ekonomi.
“Daerahnnya di Jawa paling banyak,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas di Jakarta, Jumat (3/6).
Ronald mengatakan pihaknya sudah mengintensifkan kerja sama dengan Polri. Selain kerja sama itu, Bank Sentral juga meminta kepada kepolisian, untuk memaksimalkan tuntutan hukuman kepada pelaku peredaran uang palsu, agar dapat memberikan efek jera.
Di samping itu, ucap Ronald, Bank Sentral juga akan meningkatkan sosialisasi mengenai perbedaan uang palsu dan asli agar masyarakat dapat lebih waspada.
“Apalagi ketika ingin mendekati hari raya lebaran, kita terus masif untuk mensosialisasikan perbedaan uang asli dan palsu,” ujarnya.
Ronald mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya prinsip 3D dalam menerima uang tunai, yakni Dilihat, Diraba dan Diterawang. Di setiap uang asli, terdapat ciri yang paling mudah dikenali yakni tinta khusus pada pojok kanan. Selain, itu dalam setiap uang asli juga terdapat benang pengamanan.
“Kertasnya itu biasanya rada kasar kalau uang palsu karena kertasnya tidak dari kapas,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka