Jakarta, aktual.com – Bank Indonesia meyakini ekonomi dan keuangan syariah akan menjadi solusi meningkatkan tingkat inklusi keuangan di Tanah Air yang masih tersendat, sekaligus menjadi piranti untuk membendung dampak dari perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Gubernur BI Perry Warjiyo saat pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 di Jakarta, Rabu, mengatakan kegiatan ekonomi dan keuangan syariah yang banyak melibatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akan menggapai seluruh lapisan kelompok masyarakat di berbagai daerah yang belum memiliki akses terhadap produk dan jasa keuangan.

Kegiatan ekonomi dan keuangan syariah yang memberdayakan UMKM pun akan meningkatkan produktivitas, sehingga ekonomi domestik akan lebih berdaya tahan menghadapi perlambatan ekonomi global.

Peningkatan produktivitas UMKM ini akan memicu distribusi pendapatan yang lebih inklusif. Selain itu pembiayaan dengan prinsip syariah akan lebih ramah terhadap lingkungan dan berkelanjutan.

“Banyak potensi yang bisa diambil UMKM syariah dari segmen-segmen ekonomi dan keuangan syariah. Kami yakini pengembangan ekonomi syariah tidak hanya meningkatkan inklusi keuangan di ekonomi Indonesia tapi juga mendorong ekonomi nasional di tengah melambatnya ekonomi di dunia,” ujar dia.

Indonesia Shariah Economic Festival (ISEF) 2019 diyakini Perry akan membantu penyelenggaraan dan sinergi Indonesia dengan semua lembaga keuangan syariah di tingkat internasional. Terutama saat dunia mengalami tekanan yang cukup besar dan mengancam pengurangan produksi.

ISEF 2019 secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Wapres mendorong agar keuangan dan kegiatan ekonomi berbasis syariah akan menjad arus baru perkonomian Indonesia.

Hal itu karena Ma’ruf meyakini sistem keuangan syariah merupakan aspek ekonomi yang merupakan solusi dalam menjalankan kegiatan ekonomi dan keuangan guna menuju cita-cita masyarakat yang sejahtera.

“Diperlukan sistem ekonomi yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Sistem yang menyediakan mekanisme bagaimana masyarakat yang memiliki sumberdaya berpartisipasi dalam pembangunan. Demikian sebaliknya, yang membutuhkan dibukakan akses keuangan seluas-luasnya,” kata Ma’ruf. [Eko Priyanto]

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin